Menjadi Kebanggaan, Nuraisya Mahasiswa Sastra Indonesia UMI Raih Juara Tangkai Lomba Solo Keroncong

banner 325x300

MAKASSAR, NALARMEDIA — Nuraisya Ummul Khoirah merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Universitas Muslim Indonesia, dua tahun lalu telah menampakkan prestasinya dalam dunia tarik suara. Tepat tahun 2022, Nuraisya berhasil juara 3 tangkai lomba solo keroncong.

Menurut Nuraisya prestasi yang diraihnya tersebut pada acara Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida). Hal tersebut menjadi kebanggan bagi Nuraisya, dan keluarga dan tentunya bagi Prodi Sastra Indonesia UMI.

banner 728x90

“Lomba yang saya ikuti termotivasi dari organisasi Paduan Suara Mahasiswa  (PSM) UMI dan anggota dari PSM juga banyak mengikuti tangkai lomba lainnya. Alhamdulillah saya bisa juara,” ujar Nuraisya.

Kata Nuraisya dirinya merasa terkesan dan bersyukur atas prestasi yang diraihnya. Apatah lagi sebelumnya dirinya belum pernah menyanyikan dan hampir tidak pernah mendengar musik keroncong.

“Ini hal pertama kali saya mengikuti lomba dengan tangia keroncong, dan sebelumnya saya tidak pernah menyanyikan bisa dikatakan saya tidak pernah menyanyikan lagu keroncong,” tandas Nuraisya.

Nuraisya menuturkan nyanyian keroncong memiliki hubungan erat dengan sastra Indonesia karena kebanyakan lirik lagu keroncong banyak  terinspirasi dari sastra.

“Seperti kidah percintaan, kehidupan seharihari, dan keindahan alam. selain itu, keroncong juga sering dikaitkan dengan puisi atau syair tradisional, seperti pantun atau tembang, yang merupakan bagian penting dari warisan sastra Indonesia,”Tegas Nuraisya.

Nuraisya mengatakan menjadi seorang penyanyi tidak hanya sekadar menghafal lirik atar nada dalam lagu tersebut terapi perlu pemaknaan yang mendalam sehingga pesan dapat tersampaikan kepada pendengar dengan baik.

“Seperti saya telah jelaskan sebelumnya Bahia lagu keroncong memiliki hubungan erat dengan sastra Indonesia, nah salah satu yang perlu kita lakukan ketika menyanyi adalah memaknai lagu tersebut terlebih dahulu. Dan saya sangat bersyukur dalam pemaknaan lagu itu bisa saya lakukan karena memang saya dasarnya dari sastra Indonesia,” tutup Nuraisya. (ras/red)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *