Dosen IPB Latih Kelompok Wanita Tani di Enrekang Kembangkan Usaha Olahan Bawang Merah

banner 325x300

ENREKANG, NALARMEDIA — Tim Dosen Sekolah Vokasi IPB University menggelar pelatihan pengembangan usaha olahan bawang merah untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) di Enrekang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam).

Program pelatihan ini dipusatkan di Rumah Produksi KWT Suplir Kelurahan Malua pada Rabu, 12 Juni 2024. Pelatihan ini melibatkan 25 peserta yang terdiri dari KWT Supplir Kecamatan Malua dan KWT Mekar Jujur, dan KWT Gelombang Cinta dari Pararuk, Kalosi Timur, Kecamatan Alla’, serta hadir juga pendamping penyuluh dan perwakilan dari dinas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, Kabupaten Enrekang.

banner 728x90

Kegiatan ini mengusung istilah reFORm yaitu pengembangan 4 komponen dalam pelaksanaannya yaitu pengembangan olahan produk bawang merah (re-change), pengolahan limbah kuliat bawang merah menjadi pupuk organik cair (re-cycle), pelatihan keuangan sederhana dan penentuan harga penjualan (re-account), dan strategi pemasaran melalui Sosial Media Marketing (re-market).

Ketua tim kegiatan Nurlela M.S.P,M.Si mengatakan melalui kegiatan reFORm, diharapkan dapat menigkatkan pengetahuan, semangat, dan motivasi para KWT di Massenrempulu dalam mengembangkan produksi olahan bawang merah seperti bawang merah goreng sebagai sebuah produk yang dapat menjadi produk penciri Massearempulu sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas Enrekang Sulawesi Selatan.

“Kami berupaya berbagi pengetahuan kepada masyarakat melalui kegiatan di kelompok wanita tani (KWT) bahwa Kabupaten Enrekang mempunyai potensi ketersediaan bahan baku dalam pembuatan bawang merah gorang yang nantinya dapat dijadikan oleh-oleh khas Massenrempulu. Kerja sama para KWT di Massenrempulu dalam memproduksi olahan bawang merah misalnya menjadi bawang merah goreng, dengan dibantu pendampingan dari penyuluh, dan dukungan Pemerintah di Kabupaten Enrekang diharapkan dapat memproduksi dan memasarkan bawang merah goreng menjadi produk yang berstandar, layak edar dan bisa menjangkau pasar di seluruh Indonesia” ungkapnya.

Selanjutnya Nurlela M.,M.Si memaparkan bahwa kegiatan ReFORM berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu FGD dengan para KWT dan pendamping penyuluh, dilanjutkan dengan sosialisasi program, dan kemudian pelaksanaan kegiatan.”Selama program ini dilakukan, para KWT akan didampingi dalam pengembangan usaha olahan produk bawang merah seperti pembuatan dan pengembangan akun di media sosial sebagai wadah memasarkan produk melalui social media marketing,” bebernya.

Pada kegiatan ini juga menghadirkan beberapa pembicara dari sekolah Vokasi IPB University dari tiga program studi (prodi) Prodi Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Prodi Akuntansi, dan Prodi Teknik dan Manajemen Lingkungan. Antara lain Made Gayatri Anggarkasih, S.T.P.,M.Si membawakan materi mengenai Sanitasi dan Higiene dalam Pengolahan Makanan serta Inovasi Kemasan Produk Pangan bagi IRT-P Bawang Goreng. Kemudian Eka Merdekawati,SE,MAk, membawakan materi tentang Pelatiahan pengelolaan keuangan bagi IRT-P/UMKM, dan Andini T.Tungga Dewi menyiapkan brosur tentang Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Bawang Merah.

Sementara itu Pendamping Penyuluh KWT sekaligus mewakili Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Kabupaten Enrekang, Muliana Hamid, S.S.T mengapresiasi program Dospulkam 2024 ini. Ia berharap kegiatan ini mampu memperkuat kolaborasi para KWT dan perguruan tinggi khususnya IPB University.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan kami sangat bersyukur karena kami khususnya para anggota KWT mendapatkan materi dan ilmu langsung dari perguruan tinggi seperti IPB University, kami akhirnya banyak mendapatkan masukan dengan adanya kegiatan ini, semoga silatturrahim kita tidak hanya sampai di sini saja,” ujar Muliana.

Kegiatan reFORM merupakan langkah konkret dalam mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs),khususnya dalam penciptaan peluang pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Enrekang melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi mengenai pengolahan bawang merah, pengelolaan limbah, pembukuan sederhana, dan pemasaran produk melalui media sosial. Kegiatan ini juga menjadi contoh nyata dalam mewujudkan upaya menjadikan olahan bawang merah sebagai produk yang bisa menjadi oleh-oleh khas di kabupaten Enrekang yang bisa dipasarkan di luar Kabupaten Enrekang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *