MAKASSAAR, NALARMEDIA — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyelenggarakan kuliah tamu yang menghadirkan Dr. dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK, Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan. Kuliah tamu digelar di Ruanh Rapat Senat, Gedung Iqra Lantai 17, Kampus Unismuh Makassar, Jumat, 8 November 2024.
Dalam paparannya, Dr. Afdal mengulas pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan BPJS Kesehatan dalam meningkatkan layanan kesehatan publik di Indonesia. Ia menekankan bahwa kolaborasi ini akan menjadi fondasi yang kuat untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat luas.
Mengawali presentasinya, Afdal menjelaskan tata nilai yang menjadi landasan operasional BPJS Kesehatan, yang mereka sebut sebagai nilai “Inisiatif”. Tata nilai ini terdiri dari empat pilar utama: Integritas, Kolaborasi, Pelayanan Prima, dan Inovatif.
“Kami mengedepankan integritas dengan menjunjung tinggi kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab, serta mendorong kolaborasi melalui kepercayaan dan sinergi dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Selain itu, nilai Pelayanan Prima dan Inovatif juga menjadi prinsip dalam memberikan pelayanan terbaik yang responsif, kreatif, dan persisten.
BPJS Kesehatan, lanjut Afdal, berkomitmen untuk mencapai tiga tujuan utama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): membuka akses, melindungi masyarakat dari risiko finansial, dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Dalam pencapaiannya, BPJS Kesehatan telah mampu menjangkau hampir seluruh populasi Indonesia, dengan total peserta mencapai 278,01 juta jiwa atau sekitar 98,42 persen dari seluruh penduduk.
“Dalam tempo 10 tahun, kita sudah bisa menjangkau 278 juta orang. Banyak negara lain, yang datang belajar ke kita,” ungkapnya.
Afdal juga menyoroti upaya BPJS Kesehatan dalam memperluas akses layanan kesehatan dengan bekerja sama bersama 23.288 fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 3.124 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut.
Ia menekankan pentingnya penguatan layanan kesehatan primer untuk mengurangi biaya layanan lanjutan. Menurut data, 87,1 persen biaya layanan kesehatan BPJS digunakan untuk layanan primer. “Penguatan layanan primer ini sangat penting untuk menjaga agar biaya perawatan kesehatan tidak melonjak tinggi,” tambahnya.
Afdal juga mengungkapkan bahwa setiap harinya rata-rata sebanyak 1,67 juta peserta memanfaatkan layanan JKN, atau setara dengan 1.159 pemanfaatan per menit. Angka ini mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap akses kesehatan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan.
Lebih jauh, Dr. Afdal juga membahas urgensi program promotif dan preventif dalam menghadapi lonjakan kasus penyakit tidak menular, seperti stroke dan penyakit jantung, yang membebani keuangan negara.
Berdasarkan riset, biaya yang diperlukan untuk menangani penyakit-penyakit ini mencapai triliunan rupiah. Ia menyatakan bahwa BPJS Kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk meningkatkan edukasi kesehatan dan program pencegahan sebagai upaya penghematan biaya.
“Penyakit tidak menular adalah tantangan besar bagi kami, sehingga kami terus memperkuat program promotif dan preventif agar masyarakat bisa menjaga kesehatannya dengan lebih baik,” katanya.
Dalam penutupnya, Afdal mengajak Unismuh Makassar untuk terus bersinergi, baik dalam penelitian, magang mahasiswa, maupun pengabdian masyarakat. Ia optimistis bahwa kemitraan ini dapat membantu BPJS Kesehatan mengembangkan layanan yang lebih efisien dan berbasis data.
Rektor Unismuh Makassar, Dr Abd Rakhim Nanda, mendorong segenap sivitas akademika menyambut baik kolaborasi dengan BPJS Kesehatan menjadi langkah konkret bagi universitas untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Acara ini dipandu Wakil Rektor I Unismuh Dr Burhanuddin. Hadir dalam acara ini Direktur Rumah Sakit (RS) PKU Unismuh Prof Syarifuddin Wahid, Ketua Dewas RS PKU Unismuh Dr Syaiful Saleh. Turut hadir Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan dan Ketua Badan/Lembaga. (rls/red).