MAKASSAR, NALARMEDIA — Tidak ada usaha mengkhianati hasil. Setelah menanti selama tiga tahun lamanya, LAZ Hadji Kalla bersama Kelompok Tani Parang Ta’Juru di di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, berhasil panen perdana alpukat, Kamis (14/11/2024).
Menariknya lagi, buah alpukat yang dipanen tersebut memiliki berat kurang lebih satu kilogram. Dan Alpukat tersebut merupakan alpukat varietas unggul.
Kehadirannya berkat pendampingan kurang lebih 3 tahun oleh LAZ Hadji Kalla melalui bidang Community Development kepada kelompok tani.
Kala itu, LAZ Hadji Kalla membagikan 1.000 benih alpukat unggul kepada petani binaan yang ditanam di lahan seluas 6,8 Ha, tersebar di beberapa titik.
Tidak sampai disitu, setelah pembagian bibit, dengan penuh harapan LAZ Hadji Kalla juga melakukan pelatihan dan pendampingan budidaya alpukat.
Mulai dari persiapan lahan, pemberian saprodi hingga pelatihan panen dan akan dilakukan juga pendampingan pasca panen.
Kemudian petani binaan diberikan pelatihan dan pendampingan produksi benih alpukat unggul hingga pelatihan produksi olahan alpukat dan manajemen usaha.
Kepala Desa Tonasa, Anwar Jama mengatakan apa yang telah digagas LAZ Hadji Kalla, manfaatnya sangat terasa.
“Ini semua berkat Kalla Group. Kalau tidak ada Kalla Group, Alpukat akan hilang dan punah di desa kami,” ucap Anwar.
Anwar mengucapkan terima kasih kepada LAZ Hadji Kalla yang sudah memberikan kesempatan kepada kelompok tani untuk memberdayakan alpukat dan pendampingan yang dilakukan sudah berhasil membantu para petani menjadi penangkar benih dengan keterampilan dan kemahiran.
Bahkan sambung Anwar para petani yang telah mengikuti pendampingan juga mendapakan sertifikasi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih di Dinas Pertanian Sulawesi Selatan.
Program Manager Community Development LAZ Hadji Kalla, Erny Rachmi Nurdin mengaku kehadiran program yang gagas LAZ Kalla berangkat dari data Badan Pusat Statistik (BPS).
Ia menegaskan berdasarkan data BPs produksi alpukat di Malino menurun kualitasnya, karena kualitas benih dikembangkan petani secara turun temurun.
“Dari data tersebut, kami menginisiasi program ini, kami memberikan benih alpukat kualitas unggul. Kami mendampingi. Hasilnya sangat signifikan dan sesuai harapan kami,” tandas Erni.
Erny menyebutkan, panen perdana ini melebihi ekspektasi karena berhasil dipanen hingga 70 persen dari jumlah benih pohon yang ditanam.
Selain itu, warga Desa Tonasa juga telah berhasil memproduksi 2.000 benih alpukat unggul secara mandiri dengan teknik sambung pucuk.
“Benih tersebut (alpukat) telah dijual dan memberikan pemasukan baru bagi para petani,” kata Erny. (rls/red).