MAKASSAR, NALARMEDIA — Upaya Pelestarian Lagu Daerah Lawas melalui Studi Konsultatif dan Workshop ke Studio-Studio Seni dan Para Pewaris di Kota Makassar
Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Karta Jayadi giat memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah di Sulawesi Selatan lewat lagu-lagu. Lagu-lagu lawas Daerah Makassar yang dianggap tempo dulu, ternyata sudah banyak generasi muda sekarang yang tidak mengetahuinya. Ini lantaran kebanyakan lagu-lagu lawas tersebut belum tersedia secara digital di media sosial seperti YouTube, platform Spotify dan platform lainnya yang digandrungi generasi muda saat ini.
Dalam podcast di Radio Gamasi yang digelar beberapa hari lalu, Karta menyampaikan bahwa pelestarian dan pengembangan budaya lewat lagu-lagu lawas yang tidak dikenal lagi oleh generasi hari ini itu sangat penting.
“Karena lagu-lagu lawas memiliki makna yang cukup dalam tentang perasaan seperti kehidupan, alam, cinta dan sebagainya. Maka seperti itulah siklus kehidupan manusia,” tuturnya.
Guru besar antropologi seni ini menyampaikan bahwa lagu-lagu tersebut sudah bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat karena sudah tayang di Youtube Karta Jayadi Official dengan berbagai judul seperti Salami Mange Kalennu, Salloma na buang bombang, Pammarisinnu, Bombang Tallua, Jali-Jali. Ini merupakan lagu-lagu lawas ciptaan Iwan Tompo yang di-cover Karta Jayadi.
Andi Taslim Saputra menyampaikan bahwa seni musik mampu mengadopsi konsep lokalitas dalam mendukung pelestarian dan pengembangan melalui cover version dan diseminasi Lagu Daerah.
Lagu daerah merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Lagu-lagu tersebut diciptakan hampir di setiap daerah di Indonesia dan memiliki sifat serta keunikan tersendiri yang mencerminkan ciri khas dari daerah asalnya.
Makassar merupakan salah satu kota yang melahirkan penyanyi-penyanyi pop daerah. Lagu daerah, dengan liriknya yang berbahasa daerah, tidak hanya sederhana dalam kata-kata tetapi juga sarat dengan makna khusus. Permasalahan yang dihadapi pada praktik lagu-lagu Makassar lawas sudah banyak yang tidak didengar lagi.
Hal ini dikarenakan mengalami kendala dalam mengikuti tren musik dan memanfaatkan potensi membuat konten musik berkualitas, promosi dan pemasaran, kerjasama dan kolaborasi, serta memanfaatkan fitur youtube.
Atas dasar inilah, studio-studio seni dan para pewaris lagu-lagu daerah Makassar lawas tentunya diperlukan sebuah pelatihan sebagai suatu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan secara penuangan gagasan maupun praktik. (rls/red).