MAKASSAR, NALARMEDIA —Setelah dua bulan sejak penetapan ketua, Pengurus Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) resmi dilantik. Prosesi pelantikan berlangsung di Aula Teleconference Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Sabtu (15/2/2025).
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan Seminar Nasional yang menyusun topik “Transformasi Pendidikan Komunikasi di Era Artificial Intelligence, Peluang dan Tantangan”.
Seminar ini menjadi forum diskusi bagi akademisi untuk membahas dampak teknologi AI terhadap pendidikan komunikasi.
Ketua Panitia Pelantikan dan Seminar Nasional Aspikom, Muh Idris, menjelaskan bahwa tema ini diangkat karena kehadiran AI berpengaruh pada semua aspek kehidupan, termasuk dalam kurikulum ilmu komunikasi.
“Persoalan utama yang muncul adalah bagaimana menerapkan etika dalam penggunaan AI serta bagaimana mahasiswa tetap memiliki kemampuan analisis yang baik, tanpa hanya mengandalkan teknologi,” tandas Idris.
Ia mengatakan, perkembangan AI memberikan banyak kemudahan dalam dunia akademik, tetapi di sisi lain juga menimbulkan tantangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam menyusun kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman.
Sementara Ketua Aspikom Wilayah Sulselbar terpilih, Dr Abdul Majid, menyampaikan bahwa kepengurusan baru ini beranggotakan sekitar 80 orang yang berasal dari 17 universitas, baik negeri maupun swasta, di wilayah Sulselbar.
“Agenda utama hari ini adalah pelantikan, yang dilakukan dua bulan setelah penetapan ketua. Kami berharap program kerja yang disusun bisa fleksibel dan mampu merespons kebutuhan pendidikan komunikasi saat ini, terutama dalam menghadapi era digitalisasi,” ujar Majid.
Aspikom, lanjut Majid, memiliki fokus pada tata kelola program studi, kurikulum, serta akreditasi. Ia juga menekankan pentingnya memunculkan keunikan dari masing-masing program studi komunikasi di Indonesia Timur.
Selain itu, Aspikom juga merespons keberadaan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang berperan dalam penilaian kualitas program studi komunikasi di perguruan tinggi.
Ketua Aspikom Pusat, Dr S. Bekti, menegaskan bahwa pelantikan ini merupakan bagian dari proses rutin organisasi. Ia juga menyoroti pentingnya peran Aspikom Sulselbar sebagai tuan rumah Kongres Nasional Aspikom yang akan digelar pada Juli mendatang.
“Kami melihat ini sebagai momen strategis. Makassar akan menjadi tuan rumah Kongres Nasional yang dihadiri sekitar 350 perguruan tinggi se-Indonesia. Ini bukan hanya soal kepanitiaan, tetapi juga tentang membangun solidaritas di kalangan akademisi komunikasi,” jelas Bekti.
Menurutnya, seminar nasional ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana teknologi semakin berkembang pesat. Ia menilai AI memberikan kemudahan bagi manusia, tetapi di sisi lain juga menimbulkan dampak negatif yang harus diantisipasi.
“Akademisi ilmu komunikasi harus siap menyelaraskan AI agar bisa menjadi alat bantu dalam perkembangan ilmu komunikasi, bukan justru menggantikan peran manusia sepenuhnya,” tambahnya.
Ketua Dewan Pakar Aspikom, Prof Dr Muh Akbar, berharap kepengurusan yang baru bisa menjalankan program lebih baik dari sebelumnya. Ia mendorong agar kegiatan akademik dan diskusi ilmiah semakin diperbanyak.
“Pesan dari Ketua Umum Aspikom Pusat, Sulsel sebagai tuan rumah Kongres Nasional harus menjadi perhatian khusus bagi para pengurus. Ini tanggung jawab besar yang harus dipersiapkan dengan matang,” tuturnya.
Dengan pelantikan ini, diharapkan kepengurusan Aspikom Sulselbar semakin aktif dalam berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan tinggi ilmu komunikasi, terutama dalam merespons perubahan zaman yang dipengaruhi oleh teknologi kecerdasan buatan. (rls/red)