MAKASSAR, NALARMEDIA — Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan, Syafruddin Mualla, mengajak para saudagar dan diaspora Bugis-Makassar dari seluruh penjuru dunia untuk kembali ke kampung halaman, membuka usaha, dan menanamkan investasi.
Ajakan itu disampaikannya dalam acara Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) XXV yang berlangsung di Four Points by Sheraton Makassar, 9–11 April 2025.
Syafruddin menilai, peran saudagar perantau sangat strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi berbagai persoalan sosial yang masih membelenggu Sulsel, seperti kemiskinan ekstrem, ketertinggalan pendidikan, dan akses kesehatan yang belum merata.
“Kita semua bangga menjadi bagian dari Bugis-Makassar. Tapi lebih mulia lagi jika kita kembali membawa manfaat bagi kampung halaman. Tidak cukup hanya mudik atau nostalgia. Saatnya kita pulang membawa investasi, membuka lapangan kerja, dan menciptakan ekosistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya di hadapan para peserta PSBM XXV.
Aktualisasi Nilai Siri’ na Pacce Lewat Investasi
Mengusung tema “Aktualisasi Siri’ na Pacce untuk Harmoni KKSS, Harmoni Indonesia”, PSBM XXV menjadi forum silaturahmi, konsolidasi, dan penguatan jejaring ekonomi diaspora Bugis-Makassar.
Syafruddin menegaskan, nilai-nilai siri’ na pacce harus diaktualisasikan melalui langkah konkret, salah satunya dengan berinvestasi untuk kemajuan kampung halaman.
Syafruddin mengungkapkan bahwa Sulsel memiliki potensi investasi yang sangat besar, dengan dukungan pemerintah daerah dan Kadin Sulsel yang terbuka memberikan berbagai kemudahan perizinan dan insentif bagi para investor.
Garis Besar Peluang Investasi di Sulsel 2025
1. Pertanian dan Perkebunan
Pengembangan komoditas unggulan seperti kakao, kopi, jagung, dan hortikultura. Potensi besar untuk pengolahan dan ekspor.
2. Perikanan dan Kelautan
Budidaya rumput laut, udang vaname, dan pengolahan hasil laut untuk ekspor ke Asia dan Eropa.
3. Pertambangan dan Hilirisasi Industri
Potensi nikel, emas, dan batu bara. Pemerintah mendorong investasi hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah di daerah.
4. Pariwisata dan Ekowisata
Destinasi unggulan seperti Toraja, Bira, Luwu Raya, dan Kepulauan Selayar terbuka untuk pengembangan sektor wisata dan infrastruktur pendukung.
5. Properti dan Kawasan Industri
Peluang besar di sektor hunian, komersial, dan kawasan industri di Takalar, Barru, dan Luwu Timur.
6. Digitalisasi dan Ekonomi Kreatif
Potensi tinggi di sektor startup, teknologi digital, serta pengembangan program “Desa Digital Sulsel”.
Konsorsium Diaspora untuk Kemajuan Sulsel
Syafruddin juga mendorong terbentuknya konsorsium investasi saudagar Bugis-Makassar, sebagai wadah kolaboratif antara pengusaha perantau dan pelaku usaha lokal. Sinergi ini diyakini mampu mendorong investasi secara lebih terstruktur dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Jika saudagar-saudagar kita bersatu, tidak ada alasan Sulsel tertinggal. Kita punya jaringan, semangat, dan yang terpenting: tanah leluhur yang harus kita bangun bersama,” tegasnya.
PSBM XXV tahun ini juga dirangkaikan dengan Musyawarah Besar (Mubes) XII Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), forum tertinggi organisasi yang mempertemukan para tokoh, saudagar, dan pemimpin komunitas Bugis-Makassar dari berbagai wilayah di Indonesia dan mancanegara.
Syafruddin menutup dengan harapan agar saudagar Bugis-Makassar tidak hanya sukses di tanah rantau, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan di Sulawesi Selatan.
“Sulsel menunggu tangan-tangan yang mau membangun, bukan hanya menuntut. Mari jadi generasi yang tidak hanya bangga dengan masa lalu, tapi menciptakan masa depan yang sejahtera dan membanggakan,” pungkasnya. (rls/red)