banner 728x90

Hadiri Konferda PIKI, Munafri Tekankan Jaga Multikularisme 

banner 325x300

MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menghadiri Konferensi Daerah (Konferda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Provinsi Sulawesi Selatan, Senin(12/5/2025), di Gedung PGIW Sulselbara, Jl. Prof. Abdurrahman Basalamah (Racing Center).

Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulselbara, Pdt. Adrie Massie, M.TH menegaskan bahwa komunitas dari organisasi PGI Wilayah Sulselbara siap mendukung penuh pemerintahan Munafri-Aliyah di Pemkot Makassar, lima tahun ke depan.

banner 728x90

Oleh sebab itu, Pdt. Adrie Massie mengajak pengurus lembaga PGI Wilayah Sulselbara yang dipimpinnya untuk mengawal program pembangunan yang ada di Kota Makassar.

“Lewat kesempatan ini, kami sampaikan bahwa keterlibatan PGI wilayah Sulselbara andil kawal pemerintahan sekarang,” jelas Adrie Massie.

“Kami akan memberikan kontribusi kepada kehidupan berbangsa, terlebih pembangunan di Kota Makassar,” lanjut pimpinan Persekutuan Gereja Indonesia itu.

Sedangkan, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menekankan bahwa pembangunan di Kota Makassar, butuh kolaborasi. Sehingga Pemkot Makassar membutuhkan pemikiran dan saran dari Persekutuan Gereja Indonesia yang ada di Sulawesi Selatan.

“Kami butuh kolaborasi yang baik dari hasil pemikiran PGI. Ini bisa memberikan sumbangsih rekomendasi terhadap pembangunan yang ada di kota Makassar,” jelas Appi.

Lebih lanjut, mantan Chief Executive Officer PSM itu menyampaikan Makassar memiliki banyak persoalan, maka dibutuhkan sinergitas agar menyelesaikan secara bersama-sama.

Lewat forum Konferda Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) ini, Appi meminta keterlibatan PGI dalam proses pembangunan yang ada di kota saat ini.

“Baik masalah sosial, masalah infrastruktur, dan persoalan lainnya yang harus kita selesaikan sama-sama.

Ia menegaskan, pembangunan tidak boleh berjalan dengan hanya mengedepankan satu golongan saja. Akan tetapi dibutuhkan kolaborasi antara satu dengan yang lain, karena masing-masing punya cara pandang yang berbeda.

Menurutnya, tidak semua yang sudah dirancang dan sudah diprogramkan serta direncanakan oleh pemerintah kota ini dilaksanakan serentak. Namun, akan dikakukan secara bertahap.

“Sehingga diharapkan, masukan gagasan check and balance di tengah-tengah masyarakat menjadi bahan kami di Pemerintah. Kami berharap pemikiran dari teman-teman PIKI ini, bisa memberikan rekomendasi yang baik, memberikan masukan terhadap pola pembangunan yang ada di kota Makassar,” imbuh Appi.

“Persoalan-persoalan yang ada di depan mata ini, bukan persoalan yang mudah kita selesaikan. Tapi akan mudah ketika kita berkolaborasi untuk menyelesaikan ini,” tambah politisi Golkar itu.

Pada kesempatan ini, alumni FH Unhas itu menekankan akan pentingnya menjaga multikulturalisme. Dimana, menghargai dan mengakui keberagaman budaya, agama, etnis, dan latar belakang dalam suatu masyarakat.

Memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang latar belakangnya. Ia mendorong interaksi dan dialog antara berbagai kelompok budaya untuk memahami dan belajar dari satu sama lain.

“Yang harus kita jaga adalah harus tahu porsi masing-masing jangan mau melebihi porsi. Ketika ada yang mau melebihi porsinya, pasti akan berantakan. Maka harus saling menjaga, baik suku, ras, agama dan golongan lain,” saran Munafri.

Karena multikulturalisme bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, harmonis, dan damai, di mana setiap individu dapat hidup dengan martabat dan menghormati perbedaan satu sama lain.

“Sudah ada porsi yang sudah diatur, kehidupan ini sudah berlangsung sedemikian lama, dan alhamdulillah kota Makassar sudah menjaga itu, ketika ada yang mau mengambil porsi lebih dari yang harusnya menjadi porsinya itu akan jadi persoalan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *