banner 728x90

Kolaborasi Makassar dan Jepang Dorong Pengelolaan Sampah Jadi Energi

Bahas Pengelolaan Sampah Modern dan Energi Terbarukan

banner 325x300

NalarMedia.id, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar menerima kunjungan perwakilan Kota Maniwa, Jepang, bersama tim dari Yachiyo Engineering Co. Ltd di Balai Kota Makassar, Senin (24/6/2025). Kunjungan tersebut membahas rencana kolaborasi pengelolaan sampah modern dan pengembangan energi terbarukan menuju kota rendah karbon (low carbon city).

Maniwa Tawarkan Teknologi Konversi Sampah Jadi Energi

banner 728x90

Perwakilan Kota Maniwa, Hitoho Maki, memaparkan bahwa kotanya telah menjadi pelopor pengelolaan sampah menjadi energi. Dengan produksi hingga 10 ribu ton per tahun, sistem di Maniwa berhasil menekan emisi karbon secara signifikan.

“Kami membawa teknologi uji coba pengelolaan sampah yang telah berhasil diterapkan di Maniwa, termasuk konversi sampah menjadi bahan bakar dan gas,” ujar Maki.

Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup Jepang yang mendorong kerja sama internasional melalui dukungan pendanaan berupa subsidi maupun pinjaman. Teknologi yang ditawarkan juga telah melibatkan universitas dan sektor swasta untuk riset berkelanjutan.

Kolaborasi Hijau: Makassar Menuju Nol Emisi

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyambut antusias kerja sama tersebut. Ia menyatakan, Makassar telah menyiapkan roadmap pengelolaan sampah menuju target zero waste dalam lima tahun ke depan.

“Makassar menjadi salah satu dari 12 kota yang ditunjuk untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa),” ungkap Munafri.

Strategi pengelolaan yang dimaksud mencakup edukasi pemilahan sampah di sekolah, integrasi dengan bank sampah, serta pengolahan sampah organik oleh sektor swasta. Pemkot juga mulai mengembangkan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengolah timbunan sampah lama di TPA Antang.

Edukasi Lingkungan dari Sekolah hingga Swasta

Program edukasi lingkungan telah diterapkan sejak dini melalui kewajiban membawa dua jenis sampah—organik dan nonorganik—bagi setiap siswa SD dan SMP di Makassar. Sampah nonorganik disalurkan ke bank sampah, sementara sampah organik dikelola oleh hotel, pengusaha, dan pelaku urban farming.

“Tujuan akhirnya adalah menjadikan sampah sebagai sumber energi, bukan lagi beban lingkungan,” kata Munafri.

Dukung Agenda Nasional dan Kebijakan Presiden

Pemkot Makassar juga menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait proyek PLTSa dalam kerangka kebijakan nasional. Munafri menegaskan kesiapan pihaknya menjalankan proyek pengelolaan sampah berkelanjutan yang telah dirintis sejak tahun lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *