NalarMedia.id, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar terus memperkuat komitmen sebagai pelopor transformasi digital nasional. Bukan hanya membangun infrastruktur teknologi, Pemkot juga menaruh perhatian besar pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) lokal sebagai fondasi kota cerdas yang inklusif dan berkelanjutan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan bersama Apple Developer Academy bertema “Where Ideas Meet Innovation” di Menara Bosowa, Rabu (25/6/2025). Acara ini mempertemukan ratusan anak muda, pelaku industri kreatif, institusi pendidikan, serta tokoh penting seperti Ketua TP PKK Makassar Melinda Aksa, Tim Ahli Pemkot Prof. Batara Surya, dan aktivis muda Dara Nasution.
Transformasi Kota Dimulai dari Talenta Muda
Munafri menekankan bahwa masa depan kota akan dibangun melalui sinergi antara sistem digital dan pemberdayaan generasi muda. Ia mencontohkan pembangunan Makassar Super App, yang kini mengintegrasikan lebih dari 350 layanan publik. Layanan ini mencakup perizinan, pendidikan, hingga kependudukan.
“Hari ini kita tidak hanya bicara soal pelatihan atau kerja sama. Ini tentang bagaimana Makassar berubah dari kota konvensional menjadi kota digital yang kolaboratif dan inovatif,” kata Munafri.
“Menurutnya, Pemkot Makassar harus memanfaatkan bonus demografi—dengan lebih dari 60 persen penduduk berusia di bawah 40 tahun—secara maksimal.” Namun, tanpa akses dan ruang belajar, potensi tersebut hanya akan menjadi angka statistik.
Akademi Digital untuk Inovator Masa Depan
Munafri menyambut baik kehadiran Apple Developer Academy di Indonesia. Ia menyebut akademi ini sebagai bagian dari solusi atas tantangan pengembangan SDM digital. Program tersebut telah menghasilkan lebih dari 2.500 alumni. Sebanyak 90 persen di antaranya kini bekerja di industri atau mendirikan startup.
“Ini bukan sekadar kursus coding. Ini adalah inkubator inovator masa depan. Tidak butuh gelar atau latar belakang IT, yang dibutuhkan hanya kemauan untuk belajar,” ujarnya.
Wali Kota juga mengajak dunia pendidikan, industri, komunitas kreatif, dan pemerintah membangun ekosistem digital yang inklusif. Ia berharap lulusan akademi ini dapat terlibat langsung dalam sistem kota, seperti pengelolaan banjir, platform pendidikan, dan distribusi bantuan sosial.
“Teknologi hanyalah alat. Tanpa pemahaman digital di masyarakat, jurang digital akan semakin lebar,” lanjutnya.
Makassar Siap Hadapi Krisis Talenta Digital
Merujuk data nasional, Indonesia terancam kekurangan sembilan juta talenta digital hingga 2030. Munafri menegaskan bahwa Makassar tidak ingin menjadi bagian dari krisis tersebut.
“Jangan tunggu semuanya siap. Mulailah dengan apa yang ada. Masa depan bukan untuk ditunggu, tapi untuk dibangun hari ini,” pesannya kepada anak-anak muda Makassar.
Pendidikan Tinggi Butuh Sinergi Digital
Prof. Dr. Batara Surya, Rektor Universitas Bosowa, juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pendidikan tinggi dan dunia teknologi. Menurutnya, cara belajar dan bekerja telah berubah. Pendidikan harus mengikuti perubahan ini.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan IPK tinggi. Dunia kerja membutuhkan keterampilan praktis, kemampuan komunikasi, dan daya tahan belajar yang kuat,” katanya.
Ia memandang Apple Developer Academy sebagai contoh kolaborasi strategis yang relevan. Program ini, menurutnya, tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk pola pikir pemecahan masalah.
“Akademi ini terbuka bagi siapa pun. Tidak perlu IPK sempurna atau latar belakang teknologi. Yang dibutuhkan hanya kemauan belajar,” ujarnya
Dari Lokal ke Global: Solusi Lewat Teknologi
Apple Developer Academy pertama kali diluncurkan di Jakarta pada 2018. Sejak itu, ribuan lulusan telah memberikan kontribusi di berbagai sektor seperti pendidikan, transportasi, kesehatan, dan lingkungan. Salah satu alumni, I Wayan Agus Hery Setiawan, kini mengembangkan aplikasi untuk mempercepat pelayanan pasien di rumah sakit.
Pada Maret 2025, Apple membuka akademi keempat di Tuban, Bali, yang juga menjadi akademi pertama yang terbuka bagi peserta dari 11 negara. Program ini berlangsung sembilan bulan dan membekali peserta dengan keterampilan coding, desain, pemasaran, hingga kecerdasan buatan.
Menuju Ekosistem Inovasi Berkelanjutan
Melihat dampak signifikan akademi tersebut, Munafri menyatakan kesiapan Makassar untuk menjadi bagian dari ekosistem digital global. Ia ingin menjadikan Makassar sebagai kota laboratorium urban digital.
“Kami tidak hanya membangun aplikasi seperti Makassar Super App, tetapi juga fokus membentuk SDM digital sebagai fondasi kota masa depan,” tegasnya.
“Pemkot Makassar aktif meningkatkan literasi digital bagi seluruh lapisan masyarakat, selaras dengan semangat inklusi dari Apple.” Sasaran ini mencakup pelajar, pelaku UMKM, hingga aparat kelurahan.
“Makassar tidak hanya ingin menjadi pengguna teknologi, tapi juga pelopor inovasi nasional,” pungkasnya.