MAKASSAR, NALARMEDIA — Jumlah Guru besar Universitas Bosowa (Unibos) terus bertambah.
Hal itu tersebut, ditandai dengan pengukuhan sebanyak 2 orang yakni Prof. Dr. Ir. Murshal Manaf, S.T., M.T. dan Prof. Dr. Thamrin Abduh, S.E., M.Si., di Balai Sidang 45 Unibos, Rabu (8/10/2025).
Prof. Dr. Ir. Murshal Manaf, S.T., M.T.
menyandang gelar Guru Besar Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota dengan kepakaran pada Moda Transportasi Perkotaan.
Sedangkan Prof. Thamrin meraih gelar Guru Besar Bidang Ekonomi Pembangunan dengan fokus pada Kinerja Ekspor UMKM dan Industri Kreatif.
Rektor Unibos Prof. Batara Surya mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian tenaga pendidik Unibos telah meraih puncak prestasi akademiknya yakni sebagai guru besar pada bidang masing-masing.
“Pengukuhan dua guru besar ini menegaskan komitmen Unibos, dalam memperkuat riset dan pendidikan pascasarjana yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ungkap Prof. Batara.
Prof. Batara mengatakan dirinya akan terus memaksimalkan peran para guru besar yang ada di lingkup Unibos utamanya dalam riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat.
“Momentum ini menjadi semangat baru bagi seluruh civitas akademika Unibos, untuk terus melahirkan karya dan penelitian yang berdampak,” ucapnya.
Ia menyebutkan dengan penambahan dua guru besar baru tersebut. kini Unibos memiliki total 36 guru besar aktif.
“Ini sebuah capaian yang menegaskan langkah Unibos, dalam membangun masa depan pendidikan tinggi yang berdaya saing, berkarakter, dan relevan dengan tantangan global,” tegas Prof. Batara.
Sementara Prof. Murshal Manaf dalam orasi ilmiahnya menyoroti terkait kompleksitas transportasi di kawasan metropolitan Indonesia yang semakin menantang.
Ia mengatakan, pertumbuhan kendaraan dan urbanisasi cepat, telah menciptakan tekanan besar terhadap infrastruktur kota.
“Transportasi perkotaan akan melahirkan masa depan yang tidak hanya menggerakkan ekonomi, tetapi juga memperkuat kualitas sosial,” tandas Prof. Murshal.
Prof. Murshal menegaskan pentingnya inovasi dan penerapan teknologi mobilitas baru, guna meningkatkan aksesibilitas serta kualitas hidup masyarakat perkotaan.
“Transportasi bukan sekadar urusan mobilitas, tetapi bagian dari pembangunan kota yang berkelanjutan dan berkeadilan,” tandas Prof. Murshal.
Sedangkan Prof. Thamrin Abduh dalam orasi ilmiahnya menjelaskan peran penting UMKM dalam penguatan ekonomi nasional.
Hal ini sesuai dengan topik orasi ilmiah yang dibawakan yakni “Strategi Internasionalisasi dan Penguatan Ekspor UMKM di Era Revolusi 5.0.”
Menurutnya UMKM adalah fondasi ekonomi nasional, namun kontribusinya terhadap ekspor masih di bawah 15 persen.
“Tantangan kita adalah bagaimana mendorong UMKM menembus pasar global melalui kreativitas, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor,” ulas Prof. Thamrin. (rls/red)