Wamenlu Anis Matta, Bahas Geopolitik di Unismuh Makassar

banner 325x300

MAKASSAR, NALARMEDIA — Wakil Menteri Luar Negeri Muhammad Anis Matta menegaskan “Krisis global sudah bergerak ke arah kita, Indonesia harus bersiap menghadapi musim dingin geopolitik.”

Hal tersebut diterangkan Anis Matta saat membawakan orasinya pada Dialog Kebangsaan yang di selenggarakan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar di Aula Teater I Gift, Unismuh Makassar, Senin (17/08/2025).

Dalam pemaparannya  Anis menuturkan bahwa geopolitik kini bukan lagi wilayah eksklusif diplomat dan elite.

Melainkan sambung Anis pengetahuan publik yang menentukan cara bangsa ini mengambil keputusan.

“Kesadaran geopolitik harus menjadi bagian dari literasi bersama, termasuk di kampus,”ujar Anis.

Kata Anis mendeskripsikan dunia yang tengah berada dalam pusaran krisis sistemik, tatanan global lama runtuh, sementara tatanan baru belum terbentuk.

“Kekosongan itu memunculkan gelombang instabilitas, dari ketimpangan ekonomi hingga rapuhnya komitmen internasional yang tampak jelas pada tragedi Palestina,” tutur Anis.

Anis menyebutkan lebih dari seratus konflik militer aktif, menunjukkan bahwa “musim dingin” itu sudah menyelimuti berbagai kawasan, terutama Timur Tengah yang kini menjadi game changer politik dunia.

“Dampaknya merembet ke Asia Selatan dan Asia Tenggara melalui ketegangan perbatasan dan gejolak politik yang menguji stabilitas kawasan. “Ini bukan untuk menakut-nakuti,” kata Anis, “tetapi ajakan agar Indonesia bersiap sebagai bangsa.”

Untuk membaca posisi Indonesia di tengah pusaran itu, Anis menguraikan empat “halaman geopolitik” yang membentuk arena strategis Indonesia, yakni geografi sebagai halaman takdir; dunia Islam sebagai halaman identitas, Global South sebagai ruang solidaritas, serta kemanusiaan sebagai panggung universal tempat krisis global berkelindan.

Dalam persimpangan empat halaman ini, Indonesia memiliki dua modal besar, yakni populasi muslim terbesar di dunia dan posisi sentral di ASEAN. Hal tersebut menurutnya perlu dipahami publik, terutama komunitas akademik yang sedang menyiapkan generasi pemimpin baru.

Sementara Rektor Unismuh Makassar Abdul Rahim Nanda menyebutkan pemaparan Anis Matta pada dialog kebangsaan yang diselenggarakan Unismuh Makassar merupakan bentuk pengingat bahwa perguruan tinggi harus memperluas cakrawala dan keluar dari pemikiran sektoral.

Rakhim menilai  situasi global “sangat mengkhawatirkan” dan kampus perlu memperkuat kerja sama internasional, terutama dengan negara-negara muslim.

“Nah ini, pentingnya memasukkan geografi, sejarah kawasan, dan politik global dalam kurikulum agar mahasiswa memiliki kesadaran ruang dan peradaban yang lebih matang,” tegas Rakhim.

Menurut Rakhim ruang akademik harus menjadi tempat tumbuhnya kemampuan membaca dunia.

Ia menambahkan bahwa prestasi Unismuh yang terus meningkat membawa optimisme akan masa depan perguruan tinggi tersebut.

“Insyaallah ke depan, kampus ini dapat menjadi destinasi mahasiswa dari seluruh dunia Islam,” ujarnya.

Dialog Kebangsaan ini menjadi momentum strategis bagi Unismuh Makassar dalam memperkuat literasi global mahasiswa sekaligus menegaskan peran perguruan tinggi sebagai pusat pembentukan pemikiran kebangsaan dan internasional. (rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *