Dosen UMI Latih Emak-emak Majelis Taklim Sulap Sampah Organik Jadi Ekoenzim

banner 325x300

MAKASSAR, NALARMEDIA — Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar program kegiatan kampanye ecodigital dan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi ecoenzyme (ekoenzim). Program ini mendapat dukungan penuh dari Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI.

Tim dosen untuk kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari Zelfia S.IP.,MM.,M.Sos.I selaku ketua didampingi dua dosen lain sebagai anggota yakni Dr Abd Gafur SKM.,M.Kes dan Dr Hadawiah SE.,MSi. Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan dua mahasiswa yakni Nahda Adzkiyah dan Nurhidayah Qauliah K.

banner 728x90

“Jadi tim kami melakukan kampanye ecodigital dan pelatihan membuat ecoenzyme (ekoenzim),” ungkap Zelfia dalam keterangannya,Senin (7/10/2024).

Pelatihan ini dilaksanakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 yang lalu. Pesertanya menyasar anggota Majelis Taklim Nurul Nisa Borong Jambu, TPA Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

“Mitra kami adalah ibu-ibu atau emak-emak yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Antang,” tuturnya.

Pihaknya menggelar program kampanye ecodigital dalam bentuk pelatihan pembuatan media sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam isu-isu lingkungan melalui penggunaan teknologi digital, mengandalkan media sosial, platform digital, dan aplikasi untuk menyebarkan informasi, mendidik masyarakat tentang cara menjaga kelestarian alam.

“Kemudian juga ada pelatihan praktek pembuatan ecoenzyme (ekoenzim). Ini larutan organik yang dihasilkan dari fermentasi sampah dapur organik seperti kulit buah, sayuran, gula, dan air. Proses fermentasi ini dilakukan selama sekitar tiga bulan dan menghasilkan enzim yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pengelolaan sampah, pembersihan lingkungan, dan pertanian,” jelasnya.

Kegiatan pelatihan mengenai ekoenzim ini disebutnya penting diberikan kepada warga di sekitar TPA Antang. Tujuannya agar sampah organik yang dihasilkan setiap hari bisa didaur ulang sehingga berkurang volumenya dan juga memberikan nilai tambah sebagai produk yang ramah lingkungan.

“Mitra nantinya sudah bisa mengolah sampah organik menjadi ekoenzim dan juga yang tak kalah penting itu mereka sudah dibekali keterampilan komunikasi lingkungan terkait kampanye sadar lingkungan berbasis digital,” pungkasnya. (rls/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *