MAKASSAR, NALARMEDIA — Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Danny-Azhar (DiA) saat melakukan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel naik becak.
Hal ini mendapat perhatian dari Relawan Perubahan Sulsel. Ketua Relawan Perubahan Sulsel Asri Tadda mengatakan pasangan DiA yang naik becak saat melakukan pendaftaran memiliki banyak pesan dan makna.
“Dipilihnya becak karena itu kendaraan tradisional yang sudah hampir dilupakan,” ungkap Asri.
Lebih jauh Asri menuturkan telah diketahui becak merupakan kendaraan tradisional yang saat ini jarang dijumpai, olehnya itu pasangan DiA ingin kembali mengangkat harkat dan derajat hidup rakyat kebanyakan yang selama ini masih banyak yang miskin dan tidak sejahtera, atau nyaris terlupakan dalam agenda pembangunan.
“Dipilihnya becak karena itu perlambang kesederhanaan, kendaraan rakyat kebanyakan yang babkan bisa masuk ke gang-gang sempit sekalipun, bisa langsung menemui warga di manapun berada,” tukas Asri.
Selaini itu sambung Asri bahwa DiA adalah representasi orang-orang biasa, tetapi mereka punya visi yang luar biasa untuk Sulsel.
“Dipilihnya becak karena itulah medium sosio-kultural yang paling bisa menembus batas-batas komunikasi publik. Becak juga bisa dikendarai oleh siapapun tanpa peduli suku, agama ataupun status sosialnya,” ungkap Asri.
DiA ingin menjadi sahabat bagi rakyat tanpa terkecuali, lebih banyak mendengarkan rakyat, untuk membawa Sulsel menjadi lebih baik.
“Kami berterima kasih jika ada pihak yang punya perhatian, lalu memberi saran agar nantinya DiA naik becak keliling Sulsel. Hanya saja, sepertinya mereka tidak mengerti pesan-pesan di baliknya,” tegas Asri.
Kata Asri, politik memang penuh gimmick. Bahasa simbolis. Jadi tidak boleh hanya dibaca lurus-lurus. Di situlah letak seninya. “Jika tak bisa terima hal itu, maka bersiaplah untuk gagal paham,” ungkapnya. (rls/red).