Kolaka Diterjang Banjir, 1.263 Rumah Terendam

Hujan intensitas tinggi disertai air pasang laut mengakibatkan meluapnya aliran sungai Ulu Wolo dan jebolnya tanggul penahan air, Sabtu (20 Januari 2024) pukul 16.30 Wita di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. (ist)
banner 325x300

SULAWESI TENGGARA, NALARMEDIA — Hujan dengan intensitas tinggi disertai air pasang laut mengakibatkan meluapnya aliran sungai Ulu Wolo dan jebolnya tanggul penahan air, Sabtu (20 Januari 2024) pukul 16.30 Wita di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Wilayah terdampak meliputi Kelurahan Watuliandu, Kelurahan Lamokato di Kecamatan Kolaka, Kelurahan Sakuli, Kelurahan Mangolo, Kelurahan Latambaga, Kelurahan Ulunggolaka, Kelurahan Induha di Kecamatan Latambaga. Desa Konaweha, Desa Ulu Konaweha, Desa Latuwo, Desa Tamboli, Desa Amamotu di Kecamatan Samaturu. Kelurahan Ulu Wolo, Kelurahan Wolo di Kecamatan Wolo. Desa Tamborasi di Kecamatan Iwoimendaa.

banner 728x90

Informasi yang didapatkan dari laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir setinggi 50 hingga 300 cm merendam 1.263 unit rumah (1.263 KK), 3 unit masjid, 50 Ha sawah, dan 30 Ha perkebunan terendam air.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kolaka, Akbar melalui sambungan telepon pada Selasa (23 Januari 2024) menjelaskan, BPBD telah melakukan penanganan banjir dengan penyelamatan dan evakuasi korban banjir,  mendirikan tenda untuk posko, menyiapkan dapur umum bersama dinas terkait, dan membantu pembersihan pada rumah terdampak banjir.

“Mempercepat penanganan banjir kami melakukan pendataan jumlah korban terdampak banjir, pendataan kerugian korban bencana, menyiapkan dan menyalurkan air bersih. Kendala penanggulangan bencana banjir terkait minimnya anggaran penguatan infrastruktur. Kondisi terkini banjir berangsur surut,” ujar Akbar.

Kajian dari Inarisk kabupaten Kolaka memiliki risiko bencana banjir dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Wilayah risiko terdampak banjir sebanyak 12 kecamatan dan luas wilayah rawan banjir 20.714 Ha.

Mengantisipasi terjadinya bencana banjir, BNPB menghimbau optimalkan pengelolaan tata air terintegrasi hulu hingga hilir, dilakukan dengan penebalan dan penguatan tanggul, normalisasi sungai, dan/atau sodetan sungai. Selain itu adanya _warning system_ berbasis komunitas  diharapkan dapat membantu memberikan informasi kenaikan air sehingga antisipasi lebih dini dapat dilakukan. (rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *