MAKASSAR, NALARMEDIA — Memegang mandat menerangi ke pelosok negeri merupakan tugas mulia tetapi menantang.
Tidaklah mudah bagi seorang srikandi, namun inilah tugas mulia yang ditunaikan oleh Rathy Shinta Utami, Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palopo saat bertugas menerangi wilayah kerja dengan mayoritas geografis pegunungan.
Kala itu, masih dalam suasana Hari Raya Idulfitri 1445 H. Saudara di Desa Lembang Kole Palian, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami musibah tanah longsor.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut, namun berdampak pada aset jaringan PLN. Longsor yang jaringan PLN menyebabkan gangguan listrik ke 1.467 pelanggan,” ungkap Rathy.
Ia bersama tim pun langsung bergegas ke lokasi gangguan untuk memimpin pemulihan jaringan. Rathy mengenang, dengan jarak tempuh empat jam dan melalui medan yang cukup berat, terdapat beberapa titik lokasi bekas longsor yang dilalui secara berhati-hati.
Sesampai di lokasi Rathy pun mengambil komando dan memompa semangat petugas PLN.
Teriknya matahari tak menyurutkan semangat kami untuk memberikan pelayanan terbaik.
“Menjelang sore hujan pun turun dengan cukup deras, namun kami tetap berkomitmen untuk menuntaskan pekerjaan dan di malam hari seluruh pelanggan sudah dapat menikmati aliran listrik,” pungkas Rathy.
Rathy mengucapkan bahwa dia sangat bangga menjadi bagian dari patriot kelistrikan yang tak kenal menyerah melaksanakan amanat melistriki negeri.
Pengalaman berbeda diungkapkan oleh Made Ratna, Srikandi PLN yang bertugas di PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Wakatobi.
Srikandi PLN yang pernah bertugas menghadirkan listrik bagi 180 keluarga di Desa Sombano dan Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
”Untuk mencapai daerah tersebut tidaklah mudah dan luar biasa tantangannya. Perjalanan dari Pulau Wangi-wangi ke Desa Sombano dan Pulau Kapota di Kabupaten Wakatobi kami harus menempuh jalur laut selama empat jam,” kisah Made sambil tersenyum.
Ia mengenang perjalanan yang menempuh jalur laut itu merupakan perjalanan panjangnya dan tim, demi tugas menerangi membawa terang listrik ke seluruh negeri.
Pengalaman itu baginya mengesankan. Dirinya bersama tim bersyukur dapat menyalurkan listrik PLN ke masyarakat di Desa Sombano dan Pulau Kapota meski harus melalui medan yang menantang.
Perjalanan melalui jalur laut baginya tak seberapa jika dibanding perjuangan kemerdekaan para pejuang republik ini.
Matanya berbinar bangga, mengisahkan tiap perjalanan yang sebenarnya tak mudah namun dapat dilaluinya.
“Sudah menjadi perjuangan kita pula untuk menerangi seluruh pelosok negeri termasuk daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal),” tandasnya.
Dengan semangat Kartini dalam membangun kapasitas perempuan yang anggun, tangguh dan produktif, Srikandi PLN ini mengaku terus berkarya. Berperan aktif dalam melistriki daerah 3T di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.
Ia selalu gembira ketika berhasil mengatasi tantangan berat saat ditugaskan PLN. Termasuk sebelumnya saat melakukan survei pemetaan pelanggan di Desa Sombano dan Pulau Kapota.
“Meski tidak mudah, ketika melihat suatu daerah berhasil dilistriki, saya merasa bangga dan bersyukur karena masyarakat di daerah 3T juga bisa merasakan manfaat listrik seperti saya, utamanya anak-anak yang bisa belajar di malam hari karena mereka adalah generasi penerus bangsa,” ungkapnya.
Bupati Wakatobi, H. Haliana, SE turut menyampaikan rasa syukurnya dan mengapresiasi PLN dalam kegiatan peresmian tersebut.
“Alhamdulillah nyala listrik di Desa Sombano dan Pulau Kapota dapat terwujud. Hal ini berkat sinergi pemerintah daerah, PLN serta Forkopimda dalam mewujudkannya,” ujar Haliana.
Lanjutnya, dengan listrik ekonomi di wilayah tersebut bisa menggeliat karena mendukung kegiatan usaha di bidang perikanan dan pariwisata. Dirinya pun optimis, kegiatan belajar mengajar lebih efektif sehingga dapat mencerdaskan anak sekolah karena kegiatan belajar mengajar saat ini membutuhkan listrik.
“Terima kasih kepada PLN atas kerjasama yang baik dan respon yang luar biasa tidak mengenal capek dan tidak mengenal waktu. Harapannya, masyarakat juga turut berpartispasi dalam menjaga keberlangsungan pasokan,” tutup Haliana.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menegaskan, PLN terus mengembangkan dalam hal pemberdayaan perempuan di dalam perseroan dan masyarakat luas sesuai dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
“Kami terus mendorong Srikandi PLN untuk mengambil peran penting dalam melistriki ke pelosok negeri, untuk itu kami memberikan kesempatan dan hak perempuan dalam kesempatan karir, keluarga dan masyarakat,” kata Andy.
Ia merinci, dari total 1.397 pegawai PLN UID Sulselrabar, persentase pegawai perempuan mencapai 20%. Untuk itu, dirinya akan terus mendorong para pegawai perempuan yang tergabung dalam Srikandi PLN ini berperan optimal dalam upaya meningkatkan rasio elektrifikasi Sulselrabar yang sudah mencapai 99,94 persen per Maret 2024.
“Semangat kami adalah terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Sulselrabar. Oleh karena itu, kami mendukung srikandi PLN untuk ambil bagian dan peranan penting dalam mewujudkan akses listrik untuk seluruh masyarakat,” tutup Andy. (rls/red)