BONE, NALARMEDIA — Potensi pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Bone 2024 masih dinamis.
Pengamat Politik, Dr. Aksi Hamzah, S.E., M.Si yang juga mantan ketua KPU Kabupaten Bone menilai, jika disimulasikan maka kemungkinan ada sekitar 4 atau 5 pasangan dengan melihat perolehan kursi masing-masing partai.
Namun dinamika partai dan calon bupati, kata Aksi Hamzah juga sangat menentukan berapa pasang yang memungkinkan bisa tercapai.
“Sampai saat ini kita melihat dan mendengar pergerakan calon bupati dan partai pengusung masih sangat lamban. Mungkin menjelang pendaftaran di KPU baru dinamikanya mulai bergerak cepat,” sebut Aksi, kepada Nalarmedia, Rabu (3 Juli 2024).
Dinamika yang lamban ini, sebut Aksi, boleh jadi disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya karena yang paling bisa menentukan jadi tidaknya calon bupati diusung adalah para elite pusat partai.
Sementara partai yang jadi cabang atau ranting hanya sebatas pelayanan administrasi.
“Melihat fenomena ini maka calon bupati yang bisa mendapatkan partai pengusung adalah calon yang memiliki kemampuan akses dan lobi kepada para elite pusat partai,” ungkapnya.
Lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Bone ini melanjutkan, selain itu, sudah menjadi rahasia bersama bahwa tidak ada makan siang gratis. Demikian pula partai, dibutuhkan uang panai yang tidak sedikit untuk melamar partai pengusung.
“Dengan demikian bisa juga disimpulkan bahwa calon bupati yang bisa mendapatkan partai pengusung adalah mereka yang memiliki kemampuan membayar uang panai-nya,” ungkap Aksi.
Lebih jauh, kata Aksi, jika dianalogikan ke dalam mekanisme pasar, maka memungkinkan munculnya pelaku pasar monopoli. Mendominasi pasar karena memiliki modal yang besar.
“Kalau ini yang terjadi maka kemungkinan jumlah pasangan calon yang muncul hanya 2 atau 3. Bahkan bisa jadi hanya 1 pasang alias munculnya kotak kosong. Wallahu A’lam bisawab,” kuncinya. (red)