Utak-atik Tarikan Politik Pilkada Bone

Pengamat Politik, Dr. Aksi Hamzah, S.E., M.Si yang juga mantan ketua KPU Kabupaten Bone. (Nalarmedia.id)
banner 325x300

BONE, NALARMEDIA — Pilkada Bone, unik dan menarik. Kader internal tak menjadi garansi mengunci rekomendasi partai politik.

Fenomena ini terlihat jelas dalam perkembangan Pilkada Bone 2024. Belum ada calon yang bisa memastikan melenggang dalam pesta kontestasi.

banner 728x90

Berbeda dengan Pilkada daerah lainnya yang sudah bersosialisasi lengkap dengan pasangannya.

Pengamat Politik, Dr. Aksi Hamzah, S.E., M.Si yang juga mantan ketua KPU Kabupaten Bone menilai, kondisi seperti ini hanya bisa melakukan prediksi dan asumsi yang memungkinkan.

Kemungkinan pertama adalah tarik ulur antar elite politik begitu kuat.

Hal ini dimungkinkan ketika para elite berbeda kepentingan.

“Sebutlah semisal partai Gerindra, ada nama Pj Bupati, Yasir Mahmud dan Andi Asman Sulaiman. Ketiganya memiliki link dengan elite politik tingkat pusat,” ungkap Aksi Hamzah, kepada Nalarmedia, Ahad (14 Juli 2024).

Tentu hal ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan.

“Partai Golkar juga demikian, walaupun nama yang muncul di permukaan adalah Andi Rio Idris Padjalangi namun tidak bisa juga diabaikan Andi Syamsiar Halid yang merupakan adik kandung Andi Nurdin Halid seorang elite Golkar yang tidak diragukan kepiawaiannya dalam bermanuver,” sebut Aksi Hamzah.

Lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Bone ini melanjutkan, PKS saja yang biasa disebut dengan partai kader pun belum bisa memastikan bisa mendorong kadernya dalam hal ini Andi Akmal Pasluddin.

“Boleh jadi hal ini terjadi karena ada bergaining politik di tingkat elite atau ada calon lain di luar kader yang lebih menarik. Wallahu A’lam,” ucap pria satu cucu ini.

Lelaki kelahiran Watampone 20 Agustus 1970 melihat bila kemungkinan kedua, persyaratan partai sulit dipenuhi oleh para bakal calon (Bacalon).

“Semisal ada partai yang mempersyaratkan kadernya bisa digandeng jadi Bacalon wakil Bupati. Perlu juga diperhitungkan calon wakil karena mereka juga cukup signifikan dalam mempengaruhi elektabilitas perolehan suara,” tutur Aksi Hamzah.

“Dan ini juga merupakan fenomena yang bisa memperlambat keputusan karena para calon wakil ini juga bermanuver hanya saja kurang disoroti,” sambungnya.

Selain itu, persyaratan mahar politik, diakui Aksi juga bisa menjadi alasan melambatkan pengambilan keputusan.

Kemungkinan ketiga, boleh jadi sudah ada keputusannya hanya saja para elite partai saling menunggu dan tidak ada yang mau memulai.

“Saya pribadi sudah mendapat bocoran dari beberapa sumber yang bisa dipercaya bahwa sudah ada nama yang final, bahkan dengan pasangannya masing-masing namun tidak etis kalau saya mendahului para elit partai mengumumkan keputusannya,” kunci ayah enam anak ini. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *