BONE, NALARMEDIA — Pilkada Bone 2024 berpotensi kembali terjadi kotak kosong. Isu tersebut menggelinding saat ini.
Pengamat Politik, Dr. Aksi Hamzah, S.E., M.Si menilai, isu kotak kosong cukup menarik apalagi sudah pernah terjadi sebelumnya di Pilkada Bone 2019.
“Prediksi kemungkinan terjadinya kotak kosong bisa ditinjau dari beberapa perspektif. Salah satunya bisa dilihat dari perspektif calon yang bakal diusung oleh partainya,” ungkap Aksi Hamzah, kepada Nalarmedia, Selasa (23 Juli 2024).
“Seperti yang muncul di banyak media dan yang ramai dibicarakan, hanya ada tiga partai yang intens menunjukkan gejala menjadi pengusung utama. Yaitu Golkar dengan nama-nama yang berasal dari kelompok kadernya, semisal Andi Rio Padjalangi dan Andi Syamsiar Halid,” sambungnya.
Berikutnya, kata Aksi Hamzah ada Gerindra yang disebut-sebut menjadi persaingan antara Andi Asman Sulaiman dan Andi Baso Islamuddin, serta Yasir Machmud.
“Walaupun nama terakhir ini tidak disebut sebagai pesaing tetapi bisa jadi kuda hitamnya,” ucapnya.
Menyusul PKS yang mengusung nama kadernya Andi Akmal Pasluddin.
“Dengan cara ini, bisa diprediksi peluang terjadinya kotak kosong sangat ditentukan oleh faktor persaingan di tiga poros tersebut, yaitu Gerindra, Golkar, dan PKS,” sebut Lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Bone ini.
Berdasarkan perkembangan informasi yang ada, kata Aksi Hamzah, sekiranya berita menyatunya Andi Asman dan Andi Akmal adalah benar adanya. Maka sisa satu poros yang tersisa yaitu Golkar, dalam hal ini antara Andi Rio dan Andi Syamsiar.
“Itupun dengan asumsi Golkar bisa berkoalisi dengan partai yang sekadar mau jadi pengusung. Kalau Golkar gagal berkoalisi maka dipastikan akan terjadilah kotak kosong,” tuturnya.
Aksi Hamzah melanjutkan, Andi Islamuddin bersaing dengan Andi Asman dan Yasir Machmud dalam memperebutkan Gerindra.
“Sekiranya Gerindra berpihak pada Andi Asman maka kemungkinan Puang Baso Islamuddin dan Yasir Machmud tidak dapat kendaraan untuk maju,” ucap Aksi.
Pria satu cucu ini menyebutkan, bila sebaliknya Gerindra diambil oleh Puang Baso Islamuddin, maka semakin jauh prediksi kotak kosong.
“Kalau Gerindra berpihak ke Yasir Machmud, kemungkinannya Andi Asman tidak maju atau boleh jadi berpasangan karena keduanya diketahui berada dalam lingkaran keluarga dan komando Andi Amran Sulaiman. Asumsi terakhir ini bisa benar jika menggunakan pendekatan kekeluargaan dan bisa jadi salah jika menggunakan pendekatan kepartaian dan logika politik. Tidak ada kawan dan musuh yang abadi, kecuali kepentingan,” kuncinya. (red)