Pacu Publikasi Dosen, Begini Langkah Fakultas Kehutanan Unhas

Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pembentukan Riset Kolaborasi. (Unhas)
banner 325x300

MAKASSAR, NALARMEDIA — Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pembentukan Riset Kolaborasi.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Fakultas Kehutanan, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Kamis (22 Agustus 2024).

banner 728x90

Mengawali kegiatan Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi Fakultas Kehutanan Unhas Unhas, Syahidah, S.Hut., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan FGD pembentukan riset kolaborasi merupakan salah satu langkah dalam membantu dan memudahkan dosen dalam meningkatkan penulisan artikel dan publikasi.

“Terima kasih atas kehadiran narasumber pada kegiatan ini dalam rangka sharing riset dengan topik pengembangan active food packaging berbasis biomassa aren dan utilization of forestry waste as a source of biocomposite hydrogel. Saya berharap kedua topik riset ini bisa dikembangkan oleh dosen prodi Rekayasa Kehutanan Unhas menjadi beberapa topik riset yang lebih menarik,” jelas Syahidah.

Lebih lanjut Syahidah mengatakan bahwa dosen prodi Rekayasa Kehutanan Unhas yang akan melakukan riset tentang biokomposit hidrogel dan biomassa bisa berkolaborasi dengan pusat biomassa dan bioproduk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Tomsk Polytechnic University, Russian Federation.

Hadir sebagai narasumber yaitu, Prof. Dr. Widya Fatriasari, S.Hut., M.M. dari Pusat Biomassa dan Bioproduk BRIN dan Antonio Di Martino, Ph.D. dari Tomsk Polytechnic University, Russian Federation.

Prof. Dr. Widya Fatriasari dalam materinya menjelaskan terkait biorefinery berbasis lignin. biorefinery merupakan kegiatan industri yang kompleks, mengonversi bahan-bahan terbarukan (biomassa), menjadi serat, bahan-bahan kimia, bahan bakar, dan produk-produk lainnya dengan efek yang minimal atau tanpa efek sama sekali terhadap kelestarian lingkungan.

“Biorefinery mengacu pada eksplorasi biomassa untuk diproduksi menjadi bahan bakar, energi, dan bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan,” jelas Prof. Widya.

Industri biorefinery saat ini masih bertumpu pada pemanfaatan selulosa, sementara lignin merupakan hasil sampingnya masih dianggap bernilai rendah. Lignin merupakan polimer alami penyusun dinding sel tumbuhan terbanyak kedua setelah selulosa.

Kegiatan berlangsung lancar sampai pukul 11.00 Wita dan diakhiri dengan sesi diskusi bersama. (rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *