BONE, NALARMEDIA — Sebanyak 34 sekolah di Kabupaten Bone bakal menjadi lokasi uji coba penerapan Kurikulum Muatan Lokal.
Sekolah tersebut terdiri atas 19 Sekolah Dasar (SD) dan 15 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Inisiatif program edukasi pangan lokal untuk ketahanan iklim dalam pendidikan formal menyasar guru, peserta didik, dan orang tua.
Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan keterampilan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap pangan lokal serta keterkaitannya dengan ketahanan iklim.
Kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah menjadi dasar pengembangan kurikulum muatan lokal bagi sekolah-sekolah di daerahnya.
Pada Kurikulum Merdeka, edukasi pangan lokal untuk ketahanan iklim dapat diterapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, terintegrasi ke mata pelajaran lain, atau menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pancasila (P5).
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Nursalam menyampaikan, penerapan kurikulum muatan lokal akan dilakukan uji coba ke dalam dua versi, yakni di dalam kelas dan di luar kelas.
“Jadi dilakukan pemberian pemahaman. Termasuk ada praktik menanam,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda kabupaten Bone Ade Fariq Ashar menyampaikan, program ini perlu dukungan komitmen dan keberlanjutan.
“Makanya, Bone diberikan amanah sebagai lokus penerapan kurikulum muatan lokal. Karena apa yang ada di Bone relevan dengan rencana pemerintah pusat,” ucapnya.
Adapun Peneliti ICRAF, Balgies Devi Fortuna berujar, kehadiran program ini menyikapi adanya perubahan iklim, lalu budidaya pangan lokal, hingga elemen penyajian. (red)