MAKASSAR, NALARMEDIA — Calon wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 2, Fatmawati Rusdi, tampil dengan sikap cair dan ramah selama debat Pilgub Sulsel 2024 di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar, Senin (28 Oktober 2024) malam.
Dia tak hanya menunjukkan kedekatan dengan duetnya, Andi Sudirman Sulaiman, tetapi juga bersikap akrab terhadap pasangan rival, Mohammad Ramdhan Pomanto – Azhar Arsyad (DIA).
Fatmawati tampak aktif menjaga suasana tetap kondusif selama debat berlangsung dengan menampilkan pendekatan “politik sejuk”.
Dia konsisten menghindari serangan terhadap kandidat lain dan lebih memilih fokus menyampaikan program kerja tanpa menyinggung kelemahan lawan.
“Makanya tadi kita sampaikan bahwa kerja nyata itu lebih ini daripada kita menjanji-janji. Itu yang utama,” kata Fatmawati kepada wartawan saat konferensi pers setelah pelaksanaan debat.
Bagi Fatmawati, panggung debat merupakan kesempatan bagi Andalan Hati, tagline Andi Sudirman – Fatmawati pada Pilgub Sulsel, untuk menyampaikan visi, misi, dan kerja nyata yang telah dilakukan.
Hal itu, kata dia, atas semangat membangun Sulsel Maju dan Berkarakter.
“Visi utama kita adalah membangun Sulsel lebih maju dan berkarakter. Karakter itu taro ada taro gau, kerja nyata yang utama,” ucapnya.
Hal itu pun Fatmawati tunjukkan setelah pelaksanaan debat. Dia terlihat berinteraksi hangat dengan Indira Jusuf Ismail, istri dari Danny. Kedua perempuan itu bahkan sempat berpelukan, menunjukkan kedekatan di tengah suhu politik yang makin hangat.
Usai debat, Fatmawati juga mengajak pasangannya Andi Sudirman berfoto selfie. Tak hanya itu, dia juga mengajak Danny dan Azhar bergabung dalam foto bersama.
Sementara itu, dalam pemaparannya saat debat, Fatmawati menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan yang inklusif.
Bersama Andi Sudirman, dia menekankan pentingnya pendekatan GEDSI (gender equality, disability, and social inclusion) sebagai fondasi pembangunan yang menyeluruh dan berkelanjutan.
“Andalan (Andi Sudirman Sulaiman) telah bekerja meletakkan fondasi pembangunan multisektoral, baik pembangunan sumber daya alam maupun sumber daya manusia,” bebernya,
Fatmawati menjelaskan, GEDSI jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah pendekatan pembangunan yang mengintegrasikan aspek kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial.
Dia menekankan bahwa inklusif adalah mengakomodir semua kalangan tanpa terkecuali.
“Saya bersama Bapak Andi Sudirman Sulaiman siap melanjutkan pembangunan yang inklusif dengan pendekatan GEDSI untuk Sulawesi Selatan lebih maju dan berkarakter,” tegasnya. (rls/red)