BONE, NALARMEDIA — Polres Bone kesulitan mengungkap kasus penembakan maut yang dialami pengacara, Rudy S Gani.
Kejadian nahas penembakan maut pengacara Rudy terjadi di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Selasa (31 Desember 2024) sekitar pukul 21.50 Wita.
Hingga hari kelima, pelaku penembakan maut masih misteri. Polres Bone masih bekerja keras membongkar kasus yang menewaskan pengacara ber-KTP Kota Makassar tersebut.
Paur Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muhtar SH yang dikonfirmasi mengatakan tim masih terus bekerja.
“Mohon doanya saja, supaya cepat terungkap pelaku,” kata Iptu Rayendra, kepada Nalarmedia, Sabtu (4 Januari 2025).
“Pihak kepolisian terus bekerja keras untuk menyelesaikan kasus ini dengan profesional, serta meminta dukungan dari masyarakat untuk memberikan informasi yang dapat membantu proses penyidikan,” sambungnya.
Iptu Rayendra melanjutkan, dari hasil pemeriksaan di Puskesmas Lappariaja, ditemukan luka tembak pada bagian wajah, tepatnya di bawah mata sebelah kanan.
“Satu letusan, peluru tidak tembus kepala, dan otopsi dilakukan di RS Bhayangkara, Makassar,” papar Iptu Rayendra.
Iptu Rayendra melanjutkan, kasus ini sementara ditangani langsung Polres Bone dengan melibatkan Reskrim, Intelkam, Polsek, yang dibantu Polda Sulsel.
Pandangan Kriminolog UNM
Polres Bone diperhadapkan pekerjaan rumah (PR) besar di awal tahun 2025. Yakni, mengungkap kasus penembakan maut terhadap pengacara.
Betapa tidak, Polres Bone harus bekerja keras mengungkap kasus penembakan pengacara Rudy S Gani (49) berujung kematian jelang malam tahun baru 2025.
Hingga saat ini, Polres Bone belum berhasil mengungkap kasus penembakan maut tersebut.
Kriminolog Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Heri Tahir menjelaskan, korban penembakan adalah pengacara sehingga perlu dilihat apakah ada keterkaitan korban dengan kasus-kasus yang ditangani selama ini.
Sebagai seorang praktisi hukum, kata Prof. Heri Tahir rentan sekali akan terjadi benturan kepentingan.
“Namun bukan tidak mungkin juga bisa saja ada masalah pribadi,” ungkap Prof. Heri Tahir, kepada Nalarmedia, Jumat (3 Januari 2025).
Menurut mantan WR III UNM ini, korban sementara menangani kasus-kasus perdata maupun pidana, sehingga bukan tidak mungkin ada kaitan dengan peristiwa penembakan maut tersebut.
“Pelaku cukup profesional, menembak titik yang mematikan,” kata lulusan Pascasarjana Universitas Airlangga ini.
Prof. Heri Tahir melanjutkan, motif pembunuhan luar biasa, bukan hanya meneror tetapi juga menghabisi nyawa korban.
“Kasus ini harus ditangani dengan baik, Aparat Penegak Hukum (APH) harus cermat menangani dan mengungkap kasus ini,” kata Prof. Heri Tahir.
Solidaritas Advokat Bone: Polres Harus Terbuka dan Transparan
Adapun Solidaritas Advokat/Pengacara se Kabupaten Bone menyambangi Mapolres Bone, Kamis (2 Januari 2025).
Lawatan Solidaritas Advokat/Pengacara se Kabupaten Bone diterima langsung Kapolres Bone AKBP Erwin Syah, S.I.K., M.H di ruangan Vicon Sarja Arya Racana.
Pada kesempatan ini, Kapolres Bone didampingi Kasat Intelkam Polres Bone AKP Syafriadi, Kasi Humas IPTU Rayendra Muchtar, dan Kaur Mintu Sat Reskrim Polres Bone Safruddin.
Koordinator Solidaritas Advokat/Pengacara se Kabupaten Bone, Jisman mengatakan, pihaknya mengharapkan pengungkapan atau penanganan kepolisian Polres Bone dapat berjalan dengan baik.
“Terbuka dan transparan dalam mengungkap peristiwa tersebut, dengan melakukan upaya cepat, termasuk mengungkap motif kejadian tersebut,” beber Jisman, kepada Nalarmedia, Kamis (2 Januari 2025) malam.
Solidaritas Advokat/Pengacara se Kabupaten Bone, kata Jisman, akan mengawal proses pengungkapan peristiwa sampai proses hukum, dan merespons baik, langkah-langkah yang telah dilakukan pihak kepolisian, agar perkara tersebut dapat terungkap dengan terang benderang.
Polda Sulsel Ungkap Jenis Peluru Tewaskan Pengacara di Malam Tahun Baru
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto yang dikonfirmasi terpisah menyampaikan bahwa proyektil yang mengenai korban pengacara adalah senapan angin.
“Proyektil senapan angin dengan Kaliber 8 mm,” ungkap Kombes Pol Didik Supranoto kepada Nalarmedia, Kamis (2 Januari 2025).
Kombes Pol Didik Supranoto melanjutkan, hingga Rabu (1 Januari 2025) sudah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.
“Ada 11 saksi kemarin,” sebut Kabid Humas Polda Sulsel. (red)