SENIN, 24 Maret 2025, suasana Kantor Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Makassar, Jl. DR. Ratulangi, Kelurahan Mario, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, ramai.
Waktu menunjukkan pukul 12.07 Wita, saat saya tiba di lokasi. Nasabah sudah memenuhi tempat duduk yang tersedia. Saya memilih menyandarkan bahu di salah satu pojok. Bukan menunggu panggilan teller atau pun customer service.
Sekitar tiga menit kemudian, dari balik pintu muncul seorang pria mengenakan kaos putih berpadu jas berwarna abu-abu. Di bajunya bertuliskan “BYOND by BSI”. Namanya, Agussalim.
“Sini ki’ masuk, Pak,” kata Agussalim mempersilahkan masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan di dinding ‘BSI Prioritas’.
Ini bukan perjumpaan pertama kalinya bagi Kami. Apalagi Agussalim pernah menjabat sebagai Branch Manager BSI KC Bone, beberapa waktu lalu. Kini, ayah empat anak tersebut mengemban amanah sebagai Priority Banking Manager BSI Area Makassar.
Agussalim merupakan satu dari sekian banyak jemaah Tazkiyah Tour. Dia bersemangat membagikan pengalaman beribadah umrah. Wajahnya cerah sambil senyum semringah.

Meskipun ibadah umrah dilakukan pada 2018, putra kelahiran Makassar, 11 Agustus 1971 tersebut, masih ingat dengan jelas setiap momentum dan pelayanan yang dihadirkan Tazkiyah Tour selama di tanah suci.
“Alhamdulillah, Tazkiyah amanah. Karena apa yang dijanjikan sebelum berangkat terkait fasilitas maupun jadwal keberangkatan, sudah sesuai. Mulai dari pesawat, hotel, dan bus yang dipakai,” ucap Agussalim.
Setelah Umrah, Percayakan Berhaji
Bekal pengalaman dan kesan terbaik yang disajikan selama umrah, menjadikan Agussalim mantap kembali memilih Tazkiyah Tour sebagai sahabat beribadah haji nantinya.
Agus bercerita, sebelum menjatuhkan pilihan travel untuk ibadah haji, dirinya melakukan pengamatan dan pengecekan secara langsung ke beberapa travel. Hasilnya, Tazkiyah Tour jadi pilihan terbaik.
Bukan tanpa alasan, Agus sudah pernah merasakan beberapa pengalaman beribadah di tanah suci dengan sejumlah travel. Ada yang berbeda dari Tazkiyah Tour, sukses bikin jemaah jatuh hati. Dirinya merasa tenang melangkah beribadah.
“Ada travel bagus pelayanannya juga waktu saya umrah, tetapi sudah tidak melayani sekarang. Mungkin sudah tutup. Makanya, Insya Allah saya bersama istri akan berangkat haji pada 2027 bersama Tazkiyah,” ungkap Agus yang juga alumni Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin ini.
Sebagai jemaah, kata Agus, mencari travel terpercaya untuk jadi sahabat beribadah di tanah suci sangat penting. Apalagi fenomena jemaah umrah dan haji yang tertipu akibat ulah pihak tidak bertanggung jawab, jumlahnya tidak sedikit.

“Kami pilih travel yang amanah dan komitmen dalam penyampaiannya. Makanya kami percaya kepada Tazkiyah,” tuturnya.
Berawal dari Tawaf Wada
Tazkiyah Tour merupakan satu dari sekian banyak travel umrah dan haji yang beroperasi di Indonesia. Kantor utamanya beralamat di Jl. A. Pangeran Pettarani, dalam Kompleks Bisnis Centre Ruko Diamond No.11 Makassar.
Untuk sampai ke kantor Tazkiyah Tour, tidak susah. Karena berada di lokasi yang strategis. Bisa dijangkau roda dua maupun roda empat.
Saya berkunjung ke kantor Tazkiyah Tour, Senin (24 Maret 2025). Suasananya nyaman, bersih, dan paling penting, pelayanan karyawan yang ramah.
Sesaat sebelum beranjak ke lantai dua, saya melirik ke salah satu bagian di dinding terkait penjelasan budaya perusahaan “TAZKIYAH”. Mulai dari nilai totalitas, amanah, zero give up, kolaboratif, inovatif, youthfull, adaptif, dan humanis.
Dengan budaya perusahaan tersebut, maka tidak heran, Tazkiyah Tour bisa menjaga eksistensi hingga menapaki usia ke-24, tahun ini.
Ditemui di ruang kerjanya, CEO Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin bercerita, semula dirinya tidak berniat untuk menggeluti usaha travel. Terlebih jiwa bisnis tidak ada dalam keluarganya. Dimana sang ayah merupakan guru madrasah, sedangkan ibu adalah ibu rumah tangga.
Hanya saja, ada hal penting yang mendorongnya untuk perlu terjun pada usaha travel umrah dan haji.
Niat Ahmad Yani memulai usaha ini tidak lepas dari banyaknya permintaan jemaah yang ingin ke tanah suci justru menjadi korban dari orang yang tidak bertanggung jawab. Mirisnya, jumlah jemaah yang jadi korban tidak sedikit. Kasihan.
Ahmad Yani memahami, besarnya dorongan batin jemaah ingin menunaikan ibadah di tanah suci dengan aman dan tenang. Makanya, jemaah berjuang keras menabung pundi-pundi untuk bisa berangkat ke Makkah dan Madinah.
Pada suatu kesempatan, Ahmad Yani menjalani ibadah di Makkah, saat tawaf wada, hatinya kian teguh dan makin mantap untuk merealisasikan niat mendirikan usaha travel, pada saat berada di depan Ka’bah. Tujuannya mulia, membantu dan melayani orang banyak dalam beribadah ke tanah suci.
Tepat pada 10 Maret 2001 atau 15 Dzulhijjah 1421, Ahmad Yani Fachruddin mendirikan kantor pertama Tazkiyah di Sengkang, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Akta pertama masih yayasan dan saat itu mengurus haji reguler. Nanti pada 2010, Tazkiyah pindah ke Makassar dan mengubah akta menjadi PT Tazkiyah Global Mandiri dan mengurus haji plus mulai 2005,” papar Ahmad Yani Fachruddin.
10 bulan setelah pendirian resmi, Tazkiyah mulai memberangkatkan haji reguler angkatan pertama. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya sebanyak 135 jemaah.
Pengakuan Nasional dan Internasional
Kepercayaan publik terhadap Tazkiyah sebagai travel umrah dan haji tidak lepas dari penerapan prosedur operasional standar terbaik.
Hal itu dibuktikan Tazkiyah Tour dengan mendapat pengakuan internasional berupa sertifikasi ISO 9001:2008 pada 2016 untuk layanan umrah.

Tidak berselang lama giliran layanan haji juga meraih pengakuan. Sertifikasi Tazkiyah Tour sudah menjadi ISO 9001.
Bukan saja itu, pengakuan nasional kepada Tazkiyah Tour sebagai perusahaan perjalanan pertama yang mengantongi penghargaan SNI Award.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Tazkiyah Tour juga meraih penghargaan terkait perlindungan konsumen pada 2019.
Ahmad Yani Fachruddin mengemukakan, komitmen nyata pelayanan maksimal Tazkiyah ditunjukkan dengan pembuatan surat perjanjian. Uang siap dikembalikan bila pelayanan tidak sesuai kenyataan.
“Bukan sekadar diucap saya berkomitmen, tetapi dalam bentuk perjanjian. Makanya kita akadkan dan jaminkan,” ucap lelaki yang merupakan lulusan MTs dan MA As’Adiyah ini. (Muhammad Ashri Samad)