banner 728x90

Makna HJB Ke-695 di Mata Ketua Fraksi Nasdem DPRD Bone

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Bone, H. Muslimin, S.E., M.M. memaknai Hari Jadi Bone (HJB) ke-695 Tahun. (ist)
banner 325x300

BONE, NALARMEDIA — Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bone dalam rangka Peringatan Hari Jadi Bone (HJB) ke-695 Tahun di ruang Rapat Paripurna Kantor DPRD Bone, dilangsungkan, Ahad (6 April 2025).

Pada HJB ke-695 Tahun 2025 mengusung tema “Mappasitemmu Ininawa Bone ri Madecengnge” yang berarti “Menyatukan Hati, Bone yang Lebih Baik”.

banner 728x90

Peringatan HJB ini memiliki makna mendalam. Bukan sekadar seremonial belaka. Hal ini dipahami Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Bone, H. Muslimin, S.E., M.M.

“Peringatan Hari Jadi Bone ke-695 bukan sekadar penanda waktu, melainkan refleksi atas ketangguhan budaya, sejarah, dan identitas masyarakat Bone yang telah bertahan selama hampir tujuh abad,” kata H. Muslimin.

Momentum ini, kata Haji Muslimin, menjadi titik tolak untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun Kabupaten Bone yang lebih maju, sejahtera, dan berkelanjutan. Dengan semangat “Mali Siparappe, Tallang Sipahua” berarti bersatu dalam kebersamaan, maju dalam perjuangan.

“Kita harus mengoptimalkan potensi daerah, mulai dari sektor pertanian yang subur, pariwisata budaya yang kaya, hingga sumber daya manusia yang unggul,” lanjutnya.

Haji Muslimin yang merupakan kader partai Nasdem menjelaskan, sejak berdirinya Kerajaan Bone pada 6 April 1330, wilayah ini tumbuh sebagai pusat peradaban Bugis dengan nilai-nilai ade’, siri’, na pesse (adat, harga diri, dan solidaritas) yang mengakar kuat.

“Maka nilai-nilai luhur ini harus terus menjadi landasan dalam pembangunan, terutama dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih, pelayanan publik yang prima, dan pembangunan infrastruktur yang merata. Generasi muda Bone perlu didorong untuk berinovasi di bidang teknologi dan ekonomi kreatif, tanpa melupakan akar budayanya, agar kemajuan yang dicapai tetap berkesinambungan dan berbasis kearifan lokal,” paparnya.

Di usia ke-695, momentum ini menjadi pengingat akan warisan leluhur yang harus dilestarikan, sekaligus tantangan untuk beradaptasi di era modern.

“Kita harus menjadikan sejarah dan budaya sebagai inspirasi, bukan sekadar kenangan, dengan mengembangkan pendidikan berbasis kebudayaan, memajukan industri kreatif yang memanfaatkan kekayaan tradisi, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan sinergi ini, Bone dapat menjadi contoh pembangunan yang berimbang dalam memperkuat identitas budaya sambil mengejar kemajuan ekonomi dan teknologi,” tandasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *