banner 728x90

Pulang Operasi Prostat di RSUD Tenriawaru, Warga Bone Meninggal Dunia

Pelayanan RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone, disorot. Pasca pulang dari RSUD Tenriawaru, seorang warga Bone meninggal dunia. (ist)
banner 325x300

BONE, NALARMEDIA — Pelayanan RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone, disorot. Pasca pulang dari RSUD Tenriawaru, seorang warga meninggal dunia.

Sorotan ini disampaikan Ketua Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Nusantara (Kenustra) Bone, Andi Asrul Amri.S.H.,M.H.

banner 728x90

“Jadi ada pasien meninggal habis operasi,” kata Andi Asrul, kepada Nalarmedia, Rabu (9 April 2025).

Andi Asrul menjelaskan, ada keluarga pasien yang memiliki pengalaman berobat di RSUD Tenriawaru. Pasien tersebut masuk ke RSUD Tenriawaru pada 20 Maret 2025.

Lalu, pasien tersebut menjalani operasi. Pemeriksaan dokter RSUD Tenriawaru, pasien mengalami prostat.

“Penjelasan keluarga pasien bahwa setelah operasi tidak pernah membaik, sering menggigil,” sebut Andi Asrul.

Pasien tersebut oleh RSUD Tenriawaru dinyatakan boleh pulang pada 4 April 2025. “Sampai di rumahnya, baru nginap satu hari, pasien tersebut muntah darah. Dan lemah, kalau kondisi lemah ini sejak sudah operasi,” lanjutnya.

Melihat kondisi tersebut, kata Andi Asrul, keluarga pasien melarikan pasien tersebut ke RSUD La Mappapenning.

“Jadi 6 April 2025, pasien tersebut masuk ke RSUD La Mappapenning, lalu 7 April 2025, pasien dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Andi Asrul.

Dikonfirmasi hal itu, Direktur RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone, Muhammad Syahrir menjelaskan bahwa pasien masuk RSUD Tenriawaru dengan keluhan susah BAK.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, kata Syahrir, ternyata pasien didiagnosa prostat.

“Maka dilakukanlah operasi prostat. Alhamdulillah setelah pasien dirawat selama sembilan hari, pasien dinyatakan sembuh oleh dokter dan diizinkan pulang,” papar Syahrir kepada Nalarmedia.

Setelah pasien di rumahnya, pasien mengalami batuk darah, maka pasien dilarikan ke RSUD La Mappapenning. Dari situ rencana mau dirujuk ke Makassar, tetapi sebelum dirujuk, pasien meninggal dunia.

“Jadi penyakit waktu masuk RSUD Tenriawaru dengan penyakit yang muncul setelah pasien di rumahnya, itu dua penyakit yang berbeda,” jelas Syahrir. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *