banner 728x90

Semarak Waisak 2569 BE, Walubi Sulsel Gelar Aneka Kegiatan: Mulai Tanam Pohon Matoa hingga Karya Bakti di TMP

Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan oleh Pembimas Buddha Sumarjo bersama Ketua DPD Walubi Sulawesi Selatan, Henry Sumitomo dan Ketua Martrisia Sulawesi Selatan David Liong lakukan penanaman pohon Matoa dalam rangka Hari Bumi Sedunia dan Vesakha Sananda 2569BE/2025 di Pool PT. CPS, di Pabentengan, Maros, Sulawesi Selatan, Selasa, 22 April 2025. (ist)
banner 325x300

MAKASSAR, NALARMEDIA — Menyambut Hari Tri Suci Waisak 2569 BE / 2025, DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulsel menggelar aneka kegiatan.

Hal ini sebagai implementasi program kerja Walubi Sulsel. Serta Surat Edaran Dirjen Bimas Buddha No. 67 Tahun 2025 tentang Vesakha Sananda 2569 BE Tahun 2025. Agar Waisak menjadi semakin bermakna.

banner 728x90

Ketua Walubi Sulsel Henry Sumitomo mengatakan, kegiatan yang dilakukan terbagi dua, yaitu kegiatan yang dikoordinir oleh Walubi Sulsel dan kegiatan yang diadakan oleh berbagai vihara, klenteng, dan cetiya di bawah naungan Walubi Sulsel.

Kegiatan yang dikoordinir Walubi Sulsel, antara lain penanaman pohon Matoa dan Karya Bakti ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang.

Penanaman pohon Matoa bekerja sama dengan Bimas Buddha Kemenag Sulsel telah diadakan di Pabentengan, Kabupaten Maros pada Selasa (22 April 2025).

Secara simbolis penanaman pohon dilakukan bersama oleh Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha Sulsel, Sumarjo, S. Ag., M.M.; Ketua Walubi Sulsel; dan Ketua Majelis Rohaniwan Tri Dharma Agung se-Indonesia (Martrisia) Komda Sulsel, David Liong.

Kegiatan yang dilakukan bertepatan dengan Hari Bumi tersebut merupakan bentuk dukungan Walubi Sulsel terhadap program Kemenag.

Langkah tersebut untuk membantu penghijauan, kelestarian alam dan ekosistemnya.

Utamanya untuk mengurangi emisi karbon, penanggulangan bencana alam dan peningkatan kehidupan masyarakat sekitar.

Penanaman pohon Matoa merupakan wujud nyata dari gerakan Eco-Theologi dan implementasi Asta Program Menteri Agama, akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Bahwa menjaga bumi merupakan bagian dari spiritualitas dan wujud nilai-nilai buddhis yang menekankan keseimbangan antara alam dan manusia. Simbolik kuat kolaborasi spiritual dan pelestarian lingkungan.

Pembimas Buddha Sulsel mengatakan penanaman pohon tersebut; bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan.

“Kita ingin meninggalkan warisan yang bermanfaat bagi generasi mendatang, serta menjaga ekosistem alam. Juga bagian dari Vesakha Sananda, di mana kebahagiaan sejati lahir dan harmoni antar manusia dan alam,” kata Pembimas.

Selain penanaman pohon Matoa, kegiatan lainnya berupa Karya Bakti ke TMP Panaikang, Makassar yang akan diadakan pada Ahad (4 Mei 2025). Karya Bakti akan diisi dengan doa, bersih-bersih makam, dan tabur bunga.

Kegiatan ini diadakan oleh Walubi secara serentak di seluruh TMP se-Indonesia pada waktu bersamaan. Dan telah dijadikan Karya Bakti nasional oleh Kementerian Agama RI. Sebagai bentuk penghormatan dan rasa bakti kepada para pahlawan.

Sementara itu, kegiatan lainnya diadakan oleh vihara, klenteng, dan cetiya di bawah naungan Walubi Sulsel. Salah satunya adalah Vihara Girinaga yang menggelar berbagai kegiatan menyambut Waisak 2569 BE Tahun 2025.

Antara lain: Sebulan Pendalaman Dhamma (12 April – 11 Mei), Donor Darah Kemanusiaan dan Fangshen (20 April), Bersih-Bersih Vihara (27 April), dan Peringatan Waisak (12 Mei).

Juga, kehadiran 22 Bhikkhu dari Sri Lanka dan India. Untuk mengisi kegiatan: Peringatan Waisak (12 Mei), Pindapata(12, 18, 25, 29 Mei), Vesakha Tripitaka Chanting (18-22 Mei), dan Pabbaja Samanera (23-29 Mei).

Henry Sumitomo berharap berbagai kegiatan yang diadakan dapat membuat Waisak 2569 BE menjadi lebih bermakna dan berkesan. Serta, memberikan dampak luas kepada masyarakat, alam sekitar, dan semua makhluk. (rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *