BONE, NALARMEDIA — Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman berkomitmen dalam mengatasi persoalan sampah dan mewujudkan Kabupaten Bone yang mandiri, berkeadilan, dan berkelanjutan (Maberre). Dari sampah, jadi rupiah, membawa berkah.
Sehingga Maberre bukan semata slogan, tetapi menjadi wujud nyata.
Langkah Bupati Andi Asman dengan dimulainya pembangunan Pabrik Pengolahan Sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) di Desa Passippo, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone.
Proyek strategis ini sepenuhnya didukung Bupati Andi Asman sebagai bagian dari aksi nyata transformasi pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkula, sekaligus menjawab tantangan lingkungan dan energi di daerah berjuluk Bumi Arung Palakka.
Bupati Asman secara konsisten menegaskan bahwa pengelolaan sampah berkelanjutan adalah prioritas utama Pemkab Bone.
Dalam berbagai kesempatan, termasuk rapat koordinasi hingga postingan media sosialnya.
“Sampah harus jadi berkah, bukan beban. Dengan RDF Passippo, kami tak hanya menyelesaikan masalah TPA, tapi juga menciptakan energi terbarukan dan lapangan kerja. Ini langkah nyata Bone menuju zero waste!,” tulisnya.
Dukungan Bupati Andi Asman tidak hanya terlihat dari pengesahan anggaran, tetapi juga dari kolaborasi aktif dengan Pemprov Sulsel, dunia usaha, dan perbankan untuk memastikan proyek ini berjalan lancar.
Aksi nyata dengan akan hadirnya Pabrik RDF Passippo. Menjadi solusi berkelanjutan yang multi manfaat.
Pabrik ini akan menjadi pilot project pengolahan sampah terintegrasi di Sulawesi Selatan, dengan target mengolah 70 ton sampah per hari menjadi RDF (bahan bakar alternatif pengganti batu bara).
Bukan hanya itu, juga mengurangi beban TPA Passippo hingga 70 persen, sekaligus menekan polusi udara dan air.
Lalu menciptakan ekonomi sirkular dengan menjual RDF ke industri, mendatangkan pendapatan baru bagi daerah.
Untuk mewujudkan target tersebut dibutuhkan kolaborasi Multistakeholder, termasuk dukungan Pemprov Sulsel, Perbankan, dan CSR.
Proyek ini diperkuat oleh sinergi berbagai pihak, seperti Pemprov Sulsel memberikan bantuan keuangan khusus sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi pengelolaan sampah di Bone.
Kemudian Bank Sulselbar dengan mengalokasikan CSR Rp1,1 miliar untuk pengadaan 2 mobil sampah, 5 motor sampah, dan 2 kontainer, dengan skema multiyear.
Adapula dukungan swasta dan perbankan lokal, seperti Bank Mandiri Watampone (3 motor sampah), BRI Watampone (1 motor sampah), dan PT Aruland (1 motor sampah) turut berkontribusi.
“Ini bukti bahwa kepemimpinan Bupati Andi Asman membawa perubahan nyata. Dari sampah, kami bisa menghasilkan energi dan ekonomi,” kata Kadis Lingkungan Hidup Bone, Dray Vibrianto.
Target Operasional & Keunggulan RDF Passippo
Pabrik ini akan menggunakan teknologi mutakhir dengan spesifikasi; Kualitas RDF dimana Kadar air <20%, ukuran ≤5 cm (siap gantikan batu bara).
Selanjutnya Fitur menerapkan sistem otomatis, pengawasan real-time, dan ramah lingkungan.
Adapun dampak ekonomi yang ditimbulkan menggambarkan proyeksi laba bersih Rp299,2 juta/bulan dengan ROI 7 tahun.
Untuk dampak sosial dan lingkungan berefek bagi masyarakat Passippo, dimana lingkungan lebih bersih, berkurangnya bau dan pencemaran dari TPA.
“Bagi Bone, model percontohan nasional pengolahan sampah berkelanjutan yang mengintegrasikan lingkungan, energi, dan ekonomi,” sebut Kadis Dray.
Olehnya itu, tantangan dan strategi ke depan dikatakan Bupati Andi Asman menekankan pentingnya edukasi massal berupa gerakan “Bone Pilah Sampah” untuk memastikan suplai bahan baku pabrik.
Kemudian kemitraan atrategis berupa kerja sama dengan industri pengguna RDF (semen, PLTU) untuk penyerapan jangka panjang.
Untuk inovasi lanjutan pengembangan produk turunan sampah seperti kompos dan bahan daur ulang. (red)