BONE, NALARMEDIA — Pelantikan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) lingkup Pemda Bone, di Baruga La Teya Riduni, hadirkan kejutan, Rabu (16 Juli 2025).
Kejutan tersebut terkait batalnya pelantikan Sekwan DPRD Bone. Mengemuka dua wanita di balik batalnya pelantikan Sekwan DPRD Bone.
Seperti diketahui, Pemda Bone melakukan lelang jabatan untuk enam posisi JPTP, yakni Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A).
Lalu, Sekretaris Dewan (Sekwan) Perwakilan Rakyat Daerah, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda).
Namun, pada pelaksanaan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan hasil seleksi terbuka, Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman hanya melantik lima pejabat. Minus jabatan Sekwan DPRD Bone.
Berdasarkan hasil seleksi terbuka diperoleh tiga besar, yakni Edy Saputra Syam (Camat Bengo dilantik jadi Kepala BKPSDM), Hasnawati Ramli (Camat Tanete Riattang Barat dilantik jadi Kadis P3A), dan Hj. Faidah (Sekretaris Bapenda).
Sebelum dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan, nama Hj. Faidah sebagai Sekretaris Bapenda juga Plt Sekwan DPRD Bone menguat dilantik sebagai Sekwan DPRD Bone definitif.
Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman ditemui seusai pelantikan tidak menampik, pengisian jabatan Sekwan DPRD Bone memiliki mekanisme tersendiri. Butuh rekomendasi pimpinan DPRD Bone.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bone, Andi Tenri Walinonong mengakui sebagai Pimpinan DPRD Bone tidak mengeluarkan rekomendasi terhadap calon Sekwan DPRD yang akan dilantik.
Pasalnya, calon Sekwan yang bakal dilantik yakni Hj Faidah sekaligus Plt Sekwan dinilai tidak pernah melakukan komunikasi sebelumnya.
“Baru mau memulai komunikasi dengan pimpinan DPRD Bone saat posisi sudah genting. Padahal sehari sebelumnya saya tunggu di rujab sampai pukul 1 malam, tetapi tidak datang,” sebut Ketua DPRD Bone.
“Bukan saya tidak mau tanda tangan, tetapi prosesnya ini tidak menghargai saya sebagai pimpinan,” sambungnya.
Kata Ketua DPRD Bone, Hj Faidah melakukan komunikasi dengan fraksi, tetapi selaku pimpinan DPRD tidak pernah diajak komunikasi.
“Saya tidak pernah menghalangi rezeki orang lain. Saya mau tahu alasan (Hj Faidah, red) tidak mau bangun komunikasi langsung dengan saya. Saya merasa tidak dihargai prosesnya,” ujar Ketua DPRD Bone.
Ketua DPRD Bone melanjutkan, dirinya menunggu Hj Faidah di DPRD Bone sejak pagi sebelum pelantikan, tetapi tidak datang.
“Berkasnya ada, tetapi orangnya tidak datang, jadi saya tidak tanda tangan,” ujar Ketua DPRD Bone.
Sementara itu, Plt Sekwan DPRD Bone, Hj. Faidah mengaku sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan Ketua DPRD Bone, namun tidak direspons.
“Saya tidak menghadap (Rabu pagi, red) karena WhatsApp saja tidak dibalas,” sebut Hj Faidah.
Kata Hj Faidah, dirinya sudah mengantongi rekomendasi delapan fraksi termasuk seluruh wakil ketua DPRD Bone. Sisa tanda tangan Ketua DPRD Bone.
“Saya tidak tahu apa masalahnya. WhatsApp saya saja tidak pernah dibalas,” ujar perempuan yang akrab disapa Hj Ipo. (red)