Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang tidak punya kantor di Kabupaten Bone. Namun, peran vital yang dimiliki, mengantar daerah berjuluk Bumi Arung Palakka jadi viral dan menginspirasi.
KONDISI Bank Sulselbar Cabang Utama Bone, Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 15, Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, dalam keadaan ramai, Selasa, 14 Oktober 2025.
Waktu menunjukkan pukul 10.27 Wita, saat saya tiba di lokasi. Nasabah menunggu giliran dan menempati tempat duduk yang telah disediakan. Sambil memegang nomor antrean.
Ada yang menunggu dipanggil teller. Ada pula customer service. Suasananya tertib. Ruangan adem, pelayanannya juga ramah.
Tak berselang lama, Saya lalu diantar satpam naik ke lantai dua. Ruang kerja Pimpinan Utama Bank Sulselbar Cabang Utama Bone, Muhammad Anas.
“Silahkan masuk, Pak” ucap satpam sembari tersenyum.
Di dalam ruangan, Anas yang mengenakan Batik berwarna cokelat sementara menyelesaikan beberapa berkas untuk ditandatangani.
“Tunggu, Saudara,” kata Anas sambil melihat monitor layar di sisi kiri meja kerjanya.
Setelah rampung menyelesaikan berkas, Anas menghampiri saya yang duduk di kursi tamu. Tepat di sisi kanan meja kerjanya.
Nama bank yang dinakhodai Anas jadi viral di kalangan perbankan. Bukan tanpa sebab, Bank Sulselbar Cabang Utama Bone dinobatkan sebagai Kas Titipan (Kastip) Terbaik Indonesia oleh Bank Indonesia (BI) tingkat nasional.
Bank Sulselbar Cabang Utama Bone menjadi Kastip BI percontohan dan berhasil menyisihkan 85 Kastip lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
Banyak yang datang dari luar Bone, bahkan luar Pulau Sulawesi ke Bank Sulselbar Cabang Utama Bone untuk “belajar” mengelola Kastip BI.
Mereka penasaran cara berkinerja Bank Sulselbar Cabang Utama Bone. Apalagi sudah menjalankan tugas sesuai prosedur operasional standar. Lantas, apa kelebihannya?
Kastip BI di Bank Sulselbar Cabang Utama Bone melayani tiga daerah, yaitu Kabupaten Bone, Kabupaten Soppeng, dan Kabupaten Wajo, serta 11 bank peserta.
Pimpinan Utama Bank Sulselbar Cabang Utama Bone, Muhammad Anas menjelaskan, torehan prestasi tersebut tidak lepas dari kolaborasi dan akselerasi. Ada peran vital OJK. Sehingga namanya bisa “viral”.
Anas memahami OJK memiliki peran penting seperti mengatur dan mengawasi sektor jasa keuangan serta melindungi konsumen menjadi hal yang mutlak bagi perbankan. Termasuk Bank Sulselbar Cabang Utama Bone.
Tidak tanggung-tanggung, Bank Sulselbar Cabang Utama Bone menjadi Kastip BI yang mengelola dana hingga Rp200 miliar. Untuk menjaga kecukupan likuiditas di wilayah Bosowa. Bone, Soppeng, dan Wajo.
Pengawasan Terintegrasi
Saat waktu menunjukkan pukul 11.15 Wita, Anas mengajak saya melihat kondisi ruangan Kastip BI di Bank Sulselbar Cabang Utama Bone.
Loket layanan kas titipan Bank Indonesia di Bank Sulselbar Cabang Utama Bone berada di lantai satu. Tepatnya di sisi kanan gedung.
Dari luar loket, terlihat dua petugas terlihat sibuk menatap layar komputer dan laptop di depannya pada ruangan berukuran sekitar 3 x 3,5 meter persegi. Mereka adalah Erviani dan Rahmat Gunawan.
Erviani bertugas untuk melakukan penginputan likuiditas. Sedangkan Rahmat Gunawan bertanggung jawab untuk proses transaksi. Masing-masing fokus pada tanggung jawabnya.
Sembari mengamati suasana kerja petugas loket, Anas yang merupakan putra kelahiran Sidrap menjelaskan, pengawasan OJK dilakukan secara terintegrasi. Komitmen nyata mendukung akselerasi keuangan.
“OJK punya fungsi penting, seperti melindungi konsumen melalui penetapan regulasi dan intens melakukan edukasi, serta pengawasan pada pelaku usaha jasa keuangan agar mendukung sistem keuangan yang tumbuh berkelanjutan,” beber Anas.
Kumpulkan Rp75 Miliar Uang Tidak Layak Edar
Salah satu kunci keberhasilan Anas membawa Bank Sulselbar Cabang Utama Bone sebagai Kastip BI terbaik nasional adalah etos kerja yang diterapkan.
Anas memahami besarnya peran OJK dalam melakukan pengawasan terintegrasi berkala melalui metode berbasis risk based audit. Menanamkan prinsip kepatuhan.
“Jadi saya tanamkan kepada tim agar bekerja sebaik-baiknya. Jangan baru serius mau bekerja kalau ada pemeriksaan. Jadi tim yang bertugas di Kastip BI Bank Sulselbar Bone siap diperiksa kapan saja,” ungkap Anas.
Lelaki yang hobi berolahraga ini menuturkan, selain adanya pengawasan OJK, di Bank Sulselbar Cabang Utama Bone juga dibentuk pengawasan internal. Sifatnya independen dan tidak terkait bisnis.
“Ini dilakukan sebagai bentuk mitigasi risiko,” akunya.
Bukan tanpa alasan, Bank Sulselbar Cabang Utama Bone memiliki kewenangan yang tidak sedikit. Wilayah kerjanya terbilang luas. Tanggung jawab yang besar.
Bank Sulselbar Cabang Utama Bone memiliki Kastip BI, kantor cabang pembantu di Kecamatan Kahu.
Lalu, tiga kantor fungsional yang berlokasi di Kecamatan Mare, Lappariaja, dan Dua Boccoe.
“Ada juga payment point di Mall Pelayanan Publik, Kantor Bupati Bone, Samsat, dan RSUD La Mappapenning,” sebutnya.
Salah satu faktor sukses Bank Sulselbar Cabang Utama Bone sebagai Kastip BI terbaik nasional tidak lepas dari pengawasan dan pengumpulan uang yang tidak layak edar. Jumlahnya mencapai Rp75 miliar.
Akselerasi Lewat Pisang Cavendish
Pemkab Bone sukses meraih penghargaan dari OJK terkait Kategori Implementasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah.
Torehan positif ini menjadi komitmen OJK dalam mendorong pertumbuhan akselerasi keuangan terhadap ekonomi masyarakat.
Implementasi dukungan terhadap ekonomi masyarakat diwujudkan melalui program budidaya Pisang Cavendish.
Bahkan program ini mendapat sokongan dari Bank Sulselbar bagi masyarakat yang ingin budidaya Pisang Cavendish dalam hal penyediaan permodalan.
Bank Sulselbar Cabang Utama Bone bersama OJK melakukan supervisi kepada debitur penerima KUR budidaya Pisang Cavendish.
Pemimpin Seksi Pemasaran PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Bone, Arifuddin Kaimuddin mengatakan, supervisi ini dilakukan guna melihat kendala yang dihadapi petani dalam budidaya ini serta harapan petani terhadap budidaya pisang cavendish.
“PT. Bank Sulselbar Cabang Utama Bone memberikan kredit sebanyak Rp600 juta untuk enam orang petani yang melakukan budidaya pisang Cavendish,” kata Arifuddin.
Arifuddin melanjutkan, lokasi supervisi budidaya pisang Cavendish pada lokasi milik Darmadi Aziz.
Bekali Santri Literasi Keuangan
Aksi penguatan literasi dilakukan secara berkolaborasi. Seluruh pihak terlibat. Ada OJK, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Sulselbar, pemerintahan, serta stakeholder terkait.
Komitmen nyata kolaborasi penguatan literasi tersebut tersaji pada Puncak Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 yang digelar di Kabupaten Bone, tepatnya di Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah.
Kepala LPS III Makassar, Fuad Zaen menyampaikan, pentingnya penguatan literasi dan inklusi keuangan, termasuk pada santri. Demi membentuk budaya menabung sejak dini.
Hadirnya akses layanan keuangan, kata Fuad Zaen bisa berkontribusi pada kemandirian masyarakat di pondok pesantren.
Tidak main-main, gelaran ini diikuti kurang lebih 1.100 peserta yang merupakan santri, asatidz, asatidzah, hingga pengurus yayasan.
Pada momentum ini pula dirangkaikan dengan pembukaan 1.100 rekening Simpel IB oleh santri, penetapan agen Laku Pandai, dan penyaluran fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berjumlah Rp385 juta.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Barat, Moch. Muchlasin, menjelaskan, OJK hadir bersama LPS dan Bank Sulselbar untuk mengenalkan lembaga keuangan formal yang terpercaya kepada santri.
“Santri melek keuangan tidak akan mudah terjerumus praktik keuangan ilegal, investasi bodong, atau pinjaman online yang menjerat,” ungkap Muchlasin.
Muchlasin melanjutkan, OJK bertekad untuk memperluas literasi dan inklusi keuangan kepada semua kalangan, tanpa terkecuali.
Ekosistem Pertumbuhan Ekonomi
Kolaborasi Pemkab Bone bersama OJK memberikan angin segar dalam pertumbuhan ekonomi daerah.
Pj Sekda Bone, Andi Saharuddin mengungkapkan, Pemda dan OJK tidak bisa dipisahkan. Karena merupakan bagian ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone tidak lepas dari jalinan kolaborasi bersama OJK. Program pemerintah bisa terakselerasi maksimal sesuai asta cita Bapak Presiden RI karena peran yang dimiliki OJK,” tutur Andi Sahar.
Makin Responsif Melindungi Konsumen
Anggota DPR RI Komisi XI Fraksi PAN, Andi Yuliani Paris (AYP) mendorong peran OJK agar responsif dalam melindungi konsumen. Apalagi sudah memiliki Indonesia Anti-Scam Center.
Berkembangnya investasi digital perlu dibarengi dengan penguatan literasi keuangan bagi masyarakat. OJK harus bergerak cepat untuk itu.
“Harus makin cepat menanggapi dalam memberikan perlindungan konsumen,” sebut Andi Yuliani Paris, kepada Nalarmedia, Kamis (16 Oktober 2025).
“Investasi makin beragam, terutama digital. Di sisi lain literasi masyarakat masih kurang,” sambungnya.
OJK diharapkan meningkatkan kinerja dalam pengawasan dan edukasi literasi. Termasuk melakukan supervisi kepada perbankan.
“OJK harus bekerja mengawasi kinerja perbankan demi memberikan rasa aman bagi konsumen,” tandasnya. (Muhammad Ashri Samad)