Sidak Sekolah Masa Kecilnya, Appi Instruksikan Perbaikan Fasilitas Untuk Pengembangan Sekolah

banner 325x300

MAKASSAR, NALARMEDIA. ID – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin lakukan inspeksi mendadak (sidak) di UPT SPF Inpres Kampus IKIP, Kompleks Perumahan Dosen IKIP Blok G-II, Jalan Raya Pendidikan pada Selasa, 18 November 2025.  Sidak yang biasanya berlangsung formal berubah menjadi perjalanan penuh nostalgia bagi pemimpin Kota Makassar tersebut.

Ia melakukan pengecekan fasilitas dan instrumen pendukung proses belajar mengajar, Munafri—yang akrab disapa Appi—tiba-tiba larut dalam kenangan masa kecil.
Ia berjalan pelan menyusuri lorong, ruang kelas, hingga halaman sekolah yang teduh. Mengenang saat ia pertama kali memulai pendidikan dasar pada tahun 1981 dan menamatkannya pada tahun 1987.

“Pagi ini, saya berinisiatif mau pergi lihat ini sekolah saya dulu saya tempati belajar menimba ilmu,” ujar Appi.

Kunjungan tersebut merupakan kali pertama sejak ia lulus puluhan tahun silam. Tak hanya sebagai Wali Kota, Appi kembali sebagai seorang anak yang menghormati “rumah pertama” yang membentuk fondasi pendidikannya.

Selain nostalgia, Appi juga memastikan satu hal penting: keaslian data ijazah dan pencatatan namanya dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

“Saya punya ijazah SD Inpres IKIP. Saya di SD ini masuk sekolah dan tamat tahun 1987,” tegas mantan CEO PSM Makassar itu.

Langkah tersebut menunjukkan transparansi bahwa rekam jejak pendidikannya jelas, valid, dan terdokumentasi.

Saat menatap bangunan dan ruang kelas, Appi mengaku kenangannya seolah kembali hidup.

“Saya habiskan bermain di sini. Iya dulu ini cuma sekolah, terus di belakang ini lapangan. Ada lapangan bola, lapangan apa.”

Ia juga mengingat bahwa area sekolah merupakan aset milik UNM, sejalan dengan nama SD Inpres Kampus IKIP.

Meskipun sekolah tersebut bukan berada di bawah otoritas Pemkot Makassar, Appi menegaskan pihaknya siap melakukan koordinasi untuk perbaikan fasilitas.

“Sebenarnya banyak yang harus dibenahi, tapi kita akan lihat pola kepemilikannya seperti apa,” katanya.

Ia melihat potensi besar pada lahan luas di bagian belakang sekolah.

“Apakah pemerintah bisa intervensi? Karena di belakang lahannya masih cukup luas. Banyak sekali bisa dibikin, seperti sentra kesenian atau kegiatan anak-anak,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Appi juga menyinggung persoalan banjir yang kerap melanda kawasan sekolah.

“Yang paling penting ini naik terus karena banjir. Jadi mungkin perhatian lebih ekstra. Nanti kita akan bicara, saya coba bicara dengan rektor,” tutupnya.

Kunjungan tersebut sekaligus menjadi refleksi perjalanan pendidikan Appi yang dimulai dari SD Inpres IKIP (1981–1987), dilanjutkan ke SMPN 3 Makassar (1987–1990), SMAN 2 Makassar (1990–1993), hingga meraih gelar sarjana di Universitas Hasanuddin (1993–1999).

Dengan kembali ke titik awal perjalanan pendidikannya, Appi menegaskan bahwa perhatian terhadap dunia pendidikan harus mencakup semua institusi, tanpa memandang status kepemilikan. (*/ADR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *