Petani Bergairah, Panen Melimpah, Masa Depan Cerah

Petani di Bone, Darwis melakukan penyemprotan pada sawah, Rabu (24 Desember 2025). (Nalarmedia.id)
banner 325x300

BONE, NALARMEDIA — Darwis, begitulah namanya. Seorang petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Ta, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, terlihat sibuk menyemprot di tengah sawah, Rabu (24 Desember 2025).

Waktu menunjukkan pukul 14.50 Wita, saat penulis tiba di lokasi. Hanya ada Darwis di tengah hamparan sawah hijau yang baru ditanamnya pada November lalu.

Sesaat setelah menyemprot, Darwis menepi ke pematang sawah. Rona lelah tergambar di wajahnya. Namun, semangat lelaki berusia 35 tahun untuk berbagi cerita, lebih besar.

Bukan tanpa alasan, gairah bertani makin tinggi, seiring makin mudahnya mendapatkan pupuk subsidi saat ini.

“Tidak susah dapat pupuk sekarang. Harganya makin murah dan mudah diperoleh,” sebut pria bertinggi 160 sentimeter ini.

Ayah tiga anak yang mengenakan baju lengan panjang lengkap topi berwarna merah melanjutkan cerita, kebijakan pemerintah di bawah Presiden RI, Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam rangka penebusan pupuk, sangat bagus. Baik untuk petani.

Harga pupuk yang lebih murah dan mudah diperoleh menjadikan kondisi tersebut secara tidak langsung berdampak positif bagi masa depan keluarga Darwis.

Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Bone mencatat hasil panen padi melimpah di Kabupaten Bone.

Pada 2024, jumlah produksi padi Kabupaten Bone sebanyak 1.050.045 Ton. Lalu di 2025 naik menjadi 1.214.628 Ton.

Darwis berharap, harga pupuk tidak mengalami kenaikan. Demikian pula, harga jual gabah tidak mengalami penurunan.

Senada yang dirasakan Darwis, Petani jagung di Desa Mico, Akmal juga merasakan hal yang sama.

Akmal mengungkapkan, dirinya sempat merasakan kesulitan mendapatkan pupuk pada 2023, lalu. Seiring berjalan, 2024 dan 2025, pupuk makin mudah dan melimpah. Bantu masa depan petani lebih cerah.

“Kunci kesejahteraan petani pada pupuk dan air. Alhamdulillah, pupuk sekarang sangat mudah didapat,” sebut lelaki penikmat kopi ini.

Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Bone mencatat hasil panen jagung melimpah di Kabupaten Bone.

Pada 2024, jumlah produksi jagung Kabupaten Bone sebanyak 709.908 Ton. Lalu di 2025 melonjak menjadi 719.939 Ton.

Semangat Nilai 7 Tepat

Pupuk Indonesia

Pada 2025, Kabupaten Bone mendapat alokasi kuota pupuk subsidi yang sangat besar. Jumlahnya melonjak drastis dibandingkan tahun sebelumnya.

Alokasi pupuk subsidi untuk Bone pada 2024, yakni Urea 61.500 Ton, NPK 61.290 Ton, NPK Formula Khusus 2.100 Ton, dan Organik 12.452 Ton.

Sementara alokasi pupuk subsidi untuk Bone 2025, yaitu Urea 78.785 Ton, NPK 67.000 Ton, NPK Formula Khusus 500 ton, Organik 2.050 Ton, dan Za 5 Ton.

Pada 2026, alokasi pupuk subsidi untuk Bone kembali bertambah, Urea menjadi 79.557 Ton, NPK 72.790 Ton, NPK Formula Khusus 921 Ton, Organik 15.234 Ton, dan Za 48,4 Ton.

Besarnya alokasi pupuk subsidi tersebut akan didistribusikan kepada enam distributor yang beroperasi di wilayah Kabupaten Bone.

Dari distributor tersebut akan terdistribusi ke 150 pengecer atau kios yang tersebar di 27 kecamatan di daerah berjuluk Bumi Arung Palakka.

Account Executive Perwakilan Pupuk Indonesia, Syarifuddin menjelaskan, penebusan pupuk subsidi oleh petani ke pengecer melalui platform iPubers.

“Aplikasi yang terintegrasi antara Pupuk Indonesia dengan Kementerian Pertanian RI. Ini menjadi landasan bukti penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani yang terdaftar di E RDKK (elektronik rencana definitif kegiatan kelompok),” papar ayah tiga anak ini.

Pria kelahiran Lamongan menuturkan, melalui aplikasi iPubers, pengecer bisa mengetahui jumlah alokasi pupuk yang tersedia dan berapa batasan pupuk subsidi yang bisa ditebus petani.

“Ini menjadi bentuk transparansi Pupuk Indonesia dalam penyaluran pupuk bersubsidi,” akunya.

Pupuk Indonesia dalam menyalurkan pupuk bersubsidi menerapkan prinsip 7 Tepat. Ada banyak manfaatnya.

Syarifuddin menyebutkan, prinsip 7 tepat tersebut meliputi Tepat Jenis, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Mutu, dan Tepat Penerima.

“Dengan penerapan 7 tepat tersebut diharapkan meningkatkan produktivitas, produksi pangan, dan komoditas pangan. Lalu, melindungi petani dari gejolak harga dan pupuk bersubsidi dimanfaatkan oleh penerima yang sesuai,” jelas Syarifuddin.

Bukan hanya itu, Pupuk Indonesia dengan penerapan prinsip 7 Tepat, kata Syarifuddin, mendorong penerapan pemupukan berimbang, serta memberikan jaminan ketersediaan pupuk, dan menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi.

Syarifuddin melanjutkan, sejak 22 Oktober 2025, pemerintah menurunkan harga pupuk. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian RI (Kepmentan) Nomor 800/KPTS/SR.310/M/09/2025.

“Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian sebagai berikut: Urea Rp90.000 per sak 50 Kg,” papar Syarif.

“Untuk NPK Phonska seharga Rp92.000 per sak 50 Kg, NPK Kakako Rp132.000 per sak 50 Kg, ZA Rp68.000 per sak 50 Kg, Organik Petroganik Rp 25.600 per sak 40 Kg,” lanjutnya.

Harga Eceran Tertinggi (HET) berlaku oleh petani yang terdaftar dalam sistem ERDKK dan dibeli secara tunai di Penerima Pada Titik Serah (PPTS).

Peran Vital iPubers

Salah satu Pengecer Pupuk Subsidi di Bone, Andi Basri mengungkapkan, kiosnya melayani 12 kelompok tani di Desa Massenrengpulu.

Hadirnya aplikasi iPubers, kata Andi Basri memberikan kemudahan dalam penyaluran dan penebusan pupuk bersubsidi.

“Jadi tinggal difoto KTP elektronik petani yang sudah terdaftar di E RDKK untuk melakukan penebusan pupuk bersubsidi. Tidak susah,” imbuhnya.

Sebelum hadirnya iPubers, kata Andi Basri, kerja sebagai pengecer pupuk bersubsidi, tidak mudah. Harus siapkan nota dan harus lebih jeli mengamati identitas petani.

“Sekarang makin canggih. Apalagi kuota pupuk subsidi juga melimpah,” ungkap Andi Basri yang sudah menjadi pengecer pupuk subsidi kurang lebih 10 tahun ini.

Mengenai harga, Andi Basri, sebagai pengecer melakukan transaksi sesuai HET.

Kehadiran Pupuk Indonesia bagi pengecer, diakui Andi Basri, begitu terasa membantu. Apalagi ada pelatihan di awal-awal penerapan aplikasi iPubers.

“Cepat dipahami cara penggunaannya. Dimana 1 nomor, 1 HP, dan 1 aplikasi saja bisa dipakai,” sebutnya.

Jalan Swasembada Pangan

Ketua Komisi II DPRD Bone, Andi Idris Rahman menilai, kebijakan pemerintah yang menurunkan harga dan menambah kuota pupuk merupakan program pro rakyat.

Sebagai wakil rakyat, Ketua Komisi II DPRD Bone menjelaskan, sistem penyaluran pupuk subsidi oleh Pupuk Indonesia mendukung jalan terciptanya swasembada pangan nasional.

“Distributor dan pengecer harus mendukung kebijakan ini. Jangan menyusahkan petani, kasihan,” sebut Anggota DPRD yang akrab disapa Andi Alang ini.

Kebijakan pemerintah ini, mendorong Kabupaten Bone menjadi salah satu daerah penghasil padi terbesar di tingkat nasional.

“Dengan menaikkan harga gabah dan menurunkan harga pupuk merupakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani,” ucapnya.

Andi Alang menyebutkan, dari hasil pemantauan di lapangan menemukan harga gabah saat ini berkisar Rp6.500 hingga Rp7 ribu per kilogram. Sedangkan harga jagung Rp4 ribu hingga Rp5.500 per kilogram.

“Apa yang dilakukan Pupuk Indonesia sudah bagus. Bantu petani sejahtera,” ujarnya.

Kontribusi Nyata

Kabupaten Bone menempati posisi kelima nasional sebagai daerah dengan produksi beras tertinggi di Indonesia periode Januari – November 2025.

Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lakukan panen padi di lokasi Brigade Pangan (BP) Dewa Harapan, Desa Ujung, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Kamis (4 September 2025).

Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipaparkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ketahanan Pangan di Jakarta, Rabu (29 Oktober 2025).

Pada data yang dipaparkan, daerah berjuluk Bumi Arung Palakka tercatat menghasilkan produksi 524.589 Ton beras.

Jumlah tersebut berada tepat di bawah Indramayu, Banyuasin, Karawang, dan Subang.

Torehan ini menjadi kontribusi nyata, Bone sebagai salah satu daerah penopang utama ketahanan pangan nasional.

Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman menjelaskan, capaian produktivitas tersebut tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak, seperti petani hingga Pupuk Indonesia.

Capaian ini semakin mengokohkan Bone sebagai lumbung pangan strategis Indonesia Timur, yang diharapkan mampu menjaga stabilitas pasokan dan harga beras nasional, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. (Muhammad Ashri Samad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *