banner 728x90

16 Hari Pasca Kasus Penembakan Maut Pengacara Belum Terungkap, Polres Bone: Mohon Doanya

Paur Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muhtar SH menjelaskan, kasus penembakan maut terhadap pengacara Rudy S Gani masih dalam tahap penyelidikan intensif. (Nalarmedia.id)
banner 325x300

BONE, NALARMEDIA — 16 hari pasca kasus penembakan maut terhadap pengacara Rudy S Gani, masih misteri. Polres Bone kesulitan mengungkap motif di balik peristiwa yang menggemparkan ini.

Kejadian nahas penembakan maut pengacara Rudy terjadi di Dusun Limpoe, Desa Pattukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Selasa (31 Desember 2024) sekitar pukul 21.50 Wita.

banner 728x90

Dari hasil pemeriksaan di Puskesmas Lappariaja, beberapa waktu lalu, ditemukan luka tembak pada bagian wajah, tepatnya di bawah mata sebelah kanan.

Paur Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muhtar SH menjelaskan, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan intensif.

“Kami akan menyampaikan informasi secara resmi jika sudah ada hasil,” ungkap Iptu Rayendra, kepada Nalarmedia, Kamis (16 Januari 2025).

Kasus penembakan maut terhadap pengacara ini sementara ditangani langsung Polres Bone dengan melibatkan Reskrim, Intelkam, Polsek, yang dibantu Polda Sulsel.

“Mohon doanya semoga kasus ini cepat terungkap,” sambung Iptu Rayendra.

Pandangan Kriminolog UNM

Polres Bone diperhadapkan pekerjaan rumah (PR) besar di awal tahun 2025. Yakni, mengungkap kasus penembakan maut terhadap pengacara.

Betapa tidak, Polres Bone harus bekerja keras mengungkap kasus penembakan pengacara Rudy S Gani (49) berujung kematian jelang malam tahun baru 2025.

Hingga saat ini, Polres Bone belum berhasil mengungkap kasus penembakan maut tersebut.

Kriminolog Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Heri Tahir menjelaskan, korban penembakan adalah pengacara sehingga perlu dilihat apakah ada keterkaitan korban dengan kasus-kasus yang ditangani selama ini.

Sebagai seorang praktisi hukum, kata Prof. Heri Tahir rentan sekali akan terjadi benturan kepentingan.

“Namun bukan tidak mungkin juga bisa saja ada masalah pribadi,” ungkap Prof. Heri Tahir, kepada Nalarmedia, Jumat (3 Januari 2025).

Menurut mantan WR III UNM ini, korban sementara menangani kasus-kasus perdata maupun pidana, sehingga bukan tidak mungkin ada kaitan dengan peristiwa penembakan maut tersebut.

“Pelaku cukup profesional, menembak titik yang mematikan,” kata lulusan Pascasarjana Universitas Airlangga ini.

Prof. Heri Tahir melanjutkan, motif pembunuhan luar biasa, bukan hanya meneror tetapi juga menghabisi nyawa korban.

“Kasus ini harus ditangani dengan baik, Aparat Penegak Hukum (APH) harus cermat menangani dan mengungkap kasus ini,” kata Prof. Heri Tahir. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *