BULUKUMBA, NALARMEDIA — Program Studi Keperawatan Universitas Andi Sudirman (Uniasman) Bone menggelar kegiatan studi budaya di kawasan adat Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan kurikulum yang menekankan pentingnya pendekatan budaya dalam praktik keperawatan, khususnya di wilayah dengan kearifan lokal yang masih sangat kuat.
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini melibatkan puluhan mahasiswa beserta dosen pendamping.
Mereka melakukan observasi lapangan, wawancara dengan tokoh adat, serta mengikuti sejumlah kegiatan masyarakat setempat guna memahami perspektif budaya terhadap kesehatan, penyakit, dan pengobatan.
Kajang dikenal sebagai salah satu kawasan adat tertua di Sulawesi Selatan yang masih mempertahankan pola hidup tradisional serta sistem kepercayaan lokal.
Dalam masyarakat ini, praktik pengobatan tradisional, nilai spiritual, dan hubungan manusia dengan alam memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan.
Dosen pendamping kegiatan, Ns Irfan Madamang, S.Kep.,M.M.,M.Kep., menyampaikan bahwa studi budaya ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sensitif terhadap latar belakang budaya pasien.
“Sebagai tenaga kesehatan masa depan, mahasiswa perlu memahami bahwa budaya sangat memengaruhi cara seseorang memahami kesehatan dan menerima pengobatan. Lewat studi ini, mereka belajar langsung dari sumbernya,” ujarnya.
Lebih lanjut Ns. Andi Haryati Hasrib, S.Kep.,M.M selaku Koordinator mata kuliah Antropologi Kesehatan mengungkapkan bahwa dengan turun langsung ke lapangan melihat dan mempelajari lebih dekat adat istiadat masyarakat suku Kajang tentunya dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan juga menjadi pengalaman yang berharga buat mahasiswa itu sendiri.
“Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa tentang etnografi, tetapi juga menambah kepekaan dan apresiasi mereka terhadap keberagaman budaya. Saya melihat antusiasme mahasiswa, berjalan cukup jauh tanpa mengenakan alas kaki di atas jalanan yang bebatuan untuk melihat langsung Kawasan adat,” ungkapnya.
Berdialog terkait nilai-nilai hidup dengan narasumber dan mahasiswa mencatat dengan baik, sekalipun tidak ada dokumentasi karena tidak diperbolehkan di area tertentu,” sambungnya.
Selain kegiatan akademik, mahasiswa juga berpartisipasi dalam diskusi budaya bersama pemangku adat, mengamati ritual tradisional, serta mendokumentasikan berbagai praktik kesehatan yang berbasis kearifan lokal.
Salah satu peserta dalam kegiatan ini, Andini, mengaku mendapat banyak pelajaran berharga dari kunjungan ini.
“Saya belajar bahwa kesehatan tidak hanya soal medis, tapi juga soal kepercayaan, nilai, dan cara pandang masyarakat terhadap hidup. Ini pengalaman yang sangat membuka wawasan,” ungkapnya.
Kegiatan studi budaya ini menjadi agenda rutin Prodi Keperawatan Uniasman dalam program mata kuliah Antropologi Kesehatan, sebagai bentuk komitmen dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga mampu beradaptasi dan menghargai keberagaman budaya dalam pelayanan kesehatan.
Dengan kegiatan ini, diharapkan mahasiswa mampu mengintegrasikan pemahaman budaya dalam praktik keperawatan profesional dan membangun hubungan yang lebih humanis dengan pasien dari berbagai latar belakang. (rls/red)