banner 728x90

Poltekpar Makassar Dorong Kemandirian Ekonomi Pesisir Lewat Inovasi Bakso Ikan di Kawasan Geopark Maros Pangkep

banner 325x300

PANGKEP, NALARMEDIA — Politeknik Pariwisata Makassar (Poltekpar Makassar), melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat bertajuk “Inovasi Pengelolaan Pangan Lokal sebagai Pengungkit Ekonomi Komunitas Pesisir”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2025, di Pulau Sabutung, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat tahun 2025. Lokasi kegiatan berada di zona inti UNESCO Global Geopark Maros Pangkep, menjadikannya strategis untuk pengembangan pariwisata berbasis komunitas.

Program ini diawali dengan survei dan analisis kebutuhan yang dilakukan tim P3M pada 4 Mei 2025. Dari hasil wawancara dengan perangkat desa, tokoh masyarakat, dan pelaku UMKM lokal, ditemukan bahwa kekayaan sumber daya alam seperti ikan tenggiri, daun kelor, dan hasil laut lainnya masih belum diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Berdasarkan temuan tersebut, Poltekpar merancang pelatihan teknis pengolahan pangan berbasis hasil laut yang inovatif dan ramah lingkungan.

banner 728x90

Pelatihan puncak berlangsung di Aula Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara dan diikuti oleh 30 perempuan dari Pulau Sabutung, Pulau Sapuli, dan Pulau Saugi, yang mayoritas berasal dari kategori pra-sejahtera. Antusiasme tinggi ditunjukkan para peserta meski kegiatan berlangsung dalam kondisi hujan lebat dan pemadaman listrik. Banyak dari mereka menempuh perjalanan dengan perahu sejak pagi hari demi mengikuti pelatihan.

Prof. Ilham, S.Pd., M.Hum., Ph.D., Kepala P3M Poltekpar Makassar, menegaskan pentingnya mendampingi masyarakat secara berkelanjutan. “Pemberdayaan masyarakat bukan sekadar transfer ilmu, tetapi proses kolaboratif yang dimulai dari mendengar, menganalisis, dan bergerak bersama. Inovasi pangan lokal menjadi jalan untuk kemandirian ekonomi masyarakat pulau,” ungkapnya dalam sambutan pembukaan.

Kegiatan menghadirkan dua narasumber. Muhammad Rusdi, S.Sos., M.Hum., membawakan materi tentang gastronomi dan pentingnya narasi di balik kuliner lokal sebagai daya tarik wisata budaya. Sementara Nur Salam, S.Sos., M.Pd., memandu praktik pengolahan Bakso Ikan Tenggiri Daun Kelor dengan pendekatan ilmiah namun mudah dipahami. Peserta diajarkan tentang komposisi bahan, teknik pencampuran, serta eksplorasi rasa alami tanpa bahan pengawet.

Dalam sesi diskusi, St. Aminah Muing, salah satu peserta dari Pulau Saugi, menyampaikan ketertarikannya terhadap aspek visual produk. “Bagaimana caranya membuat warna bakso lebih menarik tapi tetap alami?” tanyanya. Narasumber menjelaskan bahwa penggunaan konsentrasi tapioka yang tepat dan pewarna alami dari sayuran lokal seperti bayam atau wortel bisa menjadi solusi dan peluang inovasi produk kuliner.

Kepala Desa Mattiro Kanja, Musakkir, S.Pd.I., juga menyampaikan apresiasinya. “Kami bersyukur karena masyarakat kami diberi ilmu dan semangat untuk mengembangkan potensi lokal menjadi peluang usaha. Semoga Poltekpar terus mendampingi kami ke depannya,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Camat Liukang Tupabbiring Utara, Husni Tamrin, SE., M.Tr.AP. Ia menilai kehadiran Poltekpar Makassar berbeda dari kebanyakan institusi pendidikan. “Banyak perguruan tinggi datang menyampaikan rencana, tapi baru Poltekpar Makassar yang langsung bertindak. Kami berharap program ini berlanjut dan berdampak nyata bagi ekonomi keluarga nelayan di wilayah kami,” ujarnya.

Lebih dari sekadar pelatihan kuliner, kegiatan ini menumbuhkan semangat wirausaha, memperkuat jejaring komunitas, serta membangun rasa percaya diri masyarakat di kawasan pulau. Program ini merupakan kontribusi nyata pendidikan vokasi dalam mendorong pariwisata inklusif dan berkelanjutan di wilayah geopark yang kaya potensi alam dan budaya. (rls/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *