Opini  

Jejak Perempuan Agung Kerajaan Bone dalam 3M di Bawah Kepemimpinan Andi Tenri Walinonong

Ketua DPRD Kabupaten Bone, Andi Tenri Walinonong. (ist)
banner 325x300

DALAM lembaran panjang sejarah Kerajaan Bone, nama-nama besar seperti We Tenrituppu, We Benrigau, dan We Tenriawaru Pancaitana Besse’ Kajuara menjadi saksi bahwa kepemimpinan perempuan bukan hal asing di tanah Bugis.

Ketiganya tak hanya memimpin, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang hingga kini tetap hidup: kecantikan yang memikat, kecerdasan yang strategis, dan keberanian yang tak tergoyahkan.

banner 728x90

Nilai-nilai itu kini dikenal sebagai falsafah Bugis 3M; Macanti (cantik),
Macca (cerdas), Materu (berani).

Hari ini, masyarakat Bone menyaksikan bagaimana falsafah itu bersemayam dalam kepemimpinan Andi Tenri Walinonong, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bone—sebuah tonggak sejarah baru yang menggema dari masa lalu hingga masa kini.

Macanti – Warisan We Tenrituppu: Cantik dalam Wibawa

Sebagai Raja Bone ke-10, We Tenrituppu dikenal membawa kerajaan ke masa yang stabil dan sejahtera.

Ia adalah sosok yang memancarkan keteduhan, keanggunan, dan keseimbangan.

Nilai Macanti, dalam pengertian Bugis, bukan sekadar kecantikan fisik. Ia adalah kecantikan sikap dan pembawaan—keteduhan yang membuat orang segan namun nyaman berada di sekitarnya.

Dalam diri Andi Tenri Walinonong, keteduhan itu tampak dalam gaya kepemimpinannya yang tenang namun berwibawa, santun namun efektif, menjadi magnet yang menyatukan berbagai kekuatan politik dalam satu meja musyawarah.

Macca – Warisan We Benrigau: Kecerdasan dalam Kepemimpinan

We Benrigau dikenal sebagai pemimpin perempuan yang kuat dan berwibawa dalam memimpin kerajaan.

Ia memahami politik, strategi, dan diplomasi dengan ketajaman pikiran seorang negarawan.

Nilai Macca bermakna cerdas, bijaksana, dan visioner. Seorang perempuan macca bukan hanya tahu banyak, tetapi tahu kapan harus bertindak dan bagaimana menjaga keseimbangan kepentingan.

Di parlemen, Andi Tenri Walinonong menunjukkan macca lewat kemampuannya membaca arah politik daerah, mengelola dinamika fraksi, dan merancang kebijakan yang mengakar pada kebutuhan rakyat.

Materu – Warisan Besse’ Kajuara: Berani Membela Marwah

Di antara tokoh perempuan Bone, We Tenriawaru Pancaitana Besse’ Kajuara atau Besse’ Kajuara adalah lambang keberanian dan militansi.

Ia adalah perempuan kesatria yang tidak tunduk pada penjajahan, dan selalu berada di barisan terdepan dalam membela kehormatan rakyat dan kerajaan.

Materu berarti berani dalam prinsip, kuat dalam tekanan, dan teguh menjaga harga diri.

Itulah jiwa yang kini terlihat dalam sosok Andi Tenri.

Ia berani mengambil keputusan sulit, berani bersuara lantang untuk rakyat, dan berani mempertahankan martabat lembaga yang ia pimpin—terlepas dari risiko politik yang harus dihadapi.

Andi Tenri Walinonong: Reinkarnasi Nilai-Nilai Agung 3 Raja Perempuan Bone

Kepemimpinan Andi Tenri Walinonong bukanlah kebetulan. Ia seperti titik temu antara kecantikan diplomatik We Tenrituppu, kecerdasan taktis We Benrigau, dan keberanian revolusioner Besse’ Kajuara.

Dalam satu tubuh, satu suara, dan satu peran, Andi Tenri adalah manifestasi hidup dari falsafah 3M yang dulu membentuk jiwa para ratu Bugis.

Penanda kebangkitan perempuan Bone.

Hari ini, di ruang sidang DPRD Bone yang sakral, seorang perempuan duduk di kursi tertinggi legislatif. Ia tidak hanya mengubah sejarah, tapi menghidupkan kembali ruh kepemimpinan perempuan Bone yang berakar dari masa silam.
Dengan Macanti, ia memimpin dengan wibawa.

Dengan Macca, ia menggerakkan parlemen dengan akal sehat.
Dengan Materu, ia menjaga rakyat dan lembaganya dari kebijakan yang mencederai keadilan. (Irham Ihsan, SH, M.Si — Ketua Sompung Lolona Cenrana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *