ARIEF Yahya, mantan Dirut Telkom (2012-2014) dan juga Menteri Pariwisata RI (2014-2019) menulis buku Great Spirit, Grand Strategy (2013) terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Buku ini mengungkap gaya kepemimpinan Arief Yahya dalam melakukan transformasi di Telkom.
Salah satu yang dibahas dalam buku itu adalah Principle to be the Star yaitu lead by heart, manage by head.
Menurut Arief Yahya (SWA, 2021), istilah ini digunakan karena kepemimpinan (leadership) memiliki dua sisi, yakni memimpin menggunakan hati (rasa) dan mengelola (manage) menggunakan rasio, sehingga seimbang antara rasa dan rasio.
Leader mengelola people, sedangkan manajer mengelola bisnis atau organisasi.
Sebagai leader, dia mengelola orang, sedangkan sebagai manajer, dia mengelola pekerjaan.
Kunci sukses paripurna seorang pemimpin ditentukan oleh kemampuannya dalam menciptakan harmoni antara heart dan head (2H), sekaligus membangun sinergi antara spirit dan strategy (2S).
Lebih lanjut Arief Yahya menjelaskan bahwa kepemimpinan fokus pada menginspirasi orang-orang yang dipimpinnya, sementara manajemen fokus pada mengalokasikan sumber daya.
Kepemimpinan fokus pada bagaimana berkomunikasi dan membangun hubungan dengan karyawan, sementara manajemen fokus pada mengembangkan sistem dan prosedur.
Kepemimpinan fokus pada bagaimana memotivasi karyawan melalui pendekatan empati, kepercayaan, atau hubungan personal dan emosional.
Sementara manajemen lebih fokus pada bagaimana memecahkan masalah.
Ketika menghadapi persoalan pekerjaan, ia harus menggunakan pendekatan kesisteman, profesionalitas, objektivitas, atau efisiensi-efektivitas (pendekatan pikiran/rasio).
Lebih lanjut Arief Yahya menuliskan (Gramedia, 2017), ada tiga peran pemimpin yang lead by heart (memimpin dengan hati) yaitu directing (mengarahkan), aligning (menyelaraskan), dan motivating (memotivasi) people (orang-orang).
Pemimpin mengarahkan bukan dengan memaksa tapi melalui hope (harapan), dream (impian), dan imagination (imaginasi).
Setiap orang memiliki harapan, impian dan imaginasi pribadi terhadap organisasi. Itulah yang digali. Pemimpin dan organisasi juga memiliki harapan dan impian terhadap anggota timnya.
Keduanya harus sejalan sehingga dapat bergerak ke arah yang sama.
Peran kedua pemimpin yang lead by heart yaitu menyelaraskan orang-orang (aligning people). Dapat dilakukan melalui open communication (komunikasi terbuka).
Membuka ruang dialog untuk saling memahami, memberikan penjelasan, menerima masukan, kritik dan saran. Perbedaan bukan dilihat sebagai lawan tapi teman berpikir.
Penyelarasan juga dapat dilakukan dengan build trust (membangun kepercayaan).
Trust tercipta karena adanya kompetensi dan karakter. Jadi pemimpin perlu mengembangkan kompetensi dan karakter diri dan timnya agar menjadi orang yang terpercaya.
Penyelarasan juga dapat dilakukan dengan membangun team spirit (semangat tim).
Harapannya tercipta team work dan sinergy antar anggota tim. Terwujud super team, bukan superman.
Peran ketiga pemimpin yang lead by heart yaitu motivating people (memotivasi orang-orang). Dapat dilakukan melalui empowering (pemberdayaan).
Caranya dengan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mencoba, tidak mengatur terlalu detail (micro management), dan memberikan pendelegasian wewenang (delegation of authority). Tentu disertai rambu-rambu berupa values (nilai-nilai), etika dan kebijakan umum (general policy).
Juga motivating people dapat dilakukan melalui small winning (kemenangan kecil). Maksudnya menetapkan sukses kecil sebagai jalan menuju sukses besar. Semacam tahapan yang dicapai menuju keberhasilan.
Jika sukses kecil atau small winning tersebut tercapai maka pemimpin memberikan apresiasi terhadap timnya. Itu akan menjadi recognition atau pengakuan yang menambah motivasi dan kepercayaan diri.
Itulah pemimpin yang memimpin dengan hati, lead by heart. Pemimpin yang dapat mengarahkan anggotanya melalui hope, dream and imagination. menyelaraskan timnya melalui open communication, build trust and team spirit.
Memotivasi anggotanya melalui empowering, small winning and recognition. Semoga dapat menjadi pemimpin yang lead by heart, manage by head. (Direktur Sekolah Islam Athirah, H. Syamril, ST., M.Pd/red)