LUWU TIMUR, NALARMEDIA — PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menggelar diskusi bersama masyarakat Loeha Raya di Taman Antar Bangsa (TAB), Sorowako, Jumat (15 Maret 2024).
Pertemuan digelar sebagai ruang mendengarkan aspirasi masyarakat setempat tentang kegiatan eksplorasi di Blok Tanamalia.
PT Vale memastikan segala operasi perusahaan menerapkan good mining practices dengan mengadaptasi tata kelola yang sudah diterapkan sebelumnya di Blok Sorowako.
Director Exploration Geoscience and Study PT Vale Andy Yustian mengungkapkan, seluruh aktivitas yang dilakukan dipastikan akan menerapkan pertambangan berkelanjutan, sehingga dipastikan dapat memberikan multiplier effect ke masyarakat dan kemandirian masyarakat pasca tambang.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, PT Vale membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat.
“Kita siap mendengarkan apa yang ingin disampaikan masyarakat. Agar kita bisa bertumbuh bersama membangun Luwu Timur. Kita ingin menjadi smart model pembangunan berkelanjutan bagi industri pertambangan di Indonesia,” ungkap Andy.
Andy Yustian menuturkan, PT Vale senantiasa melakukan kajian kerentanan masyarakat melalui social economic baseline dan rencana pengelolaan pemangku kepentingan proyek (Stakeholder Management Plan).
Kajian dilakukan agar segala keputusan dalam menjalankan aktivitas tersampaikan dengan baik pada para pemangku kepentingan. Di samping itu, Andy juga menegaskan PT Vale tetap memegang teguh nilai-nilai transparansi dan keterbukaan dengan masyarakat.
“PT Vale selama lebih dari 50 tahun telah berpengalaman di industri tambang nikel, kita bertumbuh bersama dengan masyarakat. Sebagaimana kita lihat di Sorowako, kita akan perluas di Pomalaa, Bahodopi dan berikutnya di Tanamalia,” jelas Andy.
Mewakili suara masyarakat Loeha Raya, Sekretaris Forum Masyarakat Petani Lada (Formal) Rustam pada kegiatan itu menyampaikan aspirasinya. Dia mengatakan, ketika proyek yang dijalankan sejalan dengan hak masyarakat, maka pihaknya akan terus mendukung jalannya proyek tersebut.
“Formal ini hadir bukan untuk kepentingan kelompok, tetapi untuk menyuarakan kepentingan masyarakat secara luas. Kami ingin diskusi terbuka seperti ini bisa dilakukan lebih luas lagi dengan menghadirkan masyarakat, pemerintah, dan tentunya PT Vale,” kata Rustam.
Dia menyampaikan sejumlah poin yang menjadi aspirasi masyarakat Loeha Raya, salah satunya terkait program sosial. Rustam mengatakan program sosial menjadi satu poin penting bagi masyarakat setempat yang mayoritas petani lada.
“Kami juga mengharapkan kejelasan terkait pemberdayaan masyarakat. Ketika PT Vale masuk ke Tanamalia kira-kira seperti apa kegiatannya bagi masyarakat,” ungkap Rustam.
Diketahui, terkait pemberdayaan masyarakat di Tanamalia, PT Vale telah menyelenggarakan pelatihan vokasional operator dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Desa Loeha dan Rante Angin. Sementara dalam hal dukungan fasilitas untuk area operasional, PT Vale membantu pembangunan sarana olahraga, jembatan, dan pembukaan akses jalan.
Dari sisi serapan kerja PT Vale berkomitmen mengedepankan pekerja pada area operasional yang terdampak. Di mana saat ini terdapat pekerja lokal di Tanamalia, 70 persen di antaranya berasal dari lima desa se-Loeha Raya. (rls/red)