Tambang ramah lingkungan, bukan hal mustahil. Semangat PT Vale Indonesia menghadirkan pertambangan berkelanjutan. Dukung hilirisasi dan dekarbonisasi.
EKSISTENSI Vale Indonesia hingga menapaki usia 57 tahun tidak lepas dari komitmen besar yang dimiliki. Bukan sekadar kata, tetapi lewat inovasi nyata.
Langkah nyata PT Vale Indonesia tersebut diwujudkan dengan “menyulap” kawasan bekas pertambangan menjadi daerah teduh dan rindang. Namanya, Taman Kehati Sawerigading Wallacea.
Area Taman Kehati ini merupakan bagian dari pengembangan modern Nursery PT Vale yang berlokasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Siapa sangka, di lokasi Nursery Vale semula adalah kawasan pertambangan pada 1969. Kini, tak terlihat lagi ada tanda-tanda bila dahulu merupakan daerah tambang. Justru sebaliknya, area itu berubah menjadi lokasi pembibitan tanaman.
Langkah PT Vale Indonesia ini menjadi wujud keseriusan, bukan sekadar fokus pada pertambangan. Paling penting juga ikut serta melestarikan lingkungan.
Di area bekas tambang itu, kini ditumbuhi berbagai jenis tanaman, termasuk endemik hingga bernilai ekonomis tinggi. Di dalam kawasan tersebut terdapat Arboretum yang memiliki koleksi lebih dari 74 jenis tanaman lokal.
Mulai dari pohon Aghatis, Bitti, Gaharu, Kayu Angin, Kayu Tanduk, Ketapi, Kumea, Malotus, Matoa, Meranti, Popon, Taluyang, Tapi-Tapi, Tengkawang, Trema Angrung, Uru, dan masih banyak lainnya.
Kawasan Nursery PT Vale ini mampu menghasilkan 700 ribu bibit pohon per tahun. Bibit tanaman yang diproduksi tersebut dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan rehabilitasi lahan dan penanaman kembali.
Team Leader Nursery Taman Kehati, Harun Tandioga mengemukakan, area yang sudah terkelola seluas kurang lebih 15 hektare dari total lahan 70 hektare.
Kawasan ini terbuka gratis untuk umum setiap Sabtu dan Ahad. Juga hari libur. Pengelola mencatat, kunjungan dalam sepekan kurang lebih 400 hingga 500 orang. Mulai dari anak-anak hingga orang tua.
“Pengunjung boleh mengusulkan untuk meminta bibit pohon. Gratis. Setiap tahun, sebanyak 25 ribu pohon disiapkan untuk donasi, jenisnya bermacam-macam, tergantung yang tersedia,” tutur Harun, kepada Nalarmedia, Selasa (30 September 2025).
Meskipun dalam kondisi matahari terik, tetapi tak bikin kepanasan. Ada semilir angin yang bertiup menyejukkan dari pepohonan rindang di lokasi bekas tambang nikel tersebut.
Misi Kurangi Emisi
Semangat pertambangan berkelanjutan yang diusung PT Vale Indonesia bukan semata mengejar keuntungan. Aspek lingkungan dan keselamatan selalu diutamakan.
Makanya, salah satu upaya PT Vale Indonesia dalam rangka misi mengurangi emisi karbon dengan melahirkan inovasi. Namanya Rojali atau Jalur Alternatif Auxiliary Grid.
Inovasi Vale Indonesia ini memanfaatkan energi terbarukan yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai pengganti dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) jika dalam proses pemeliharaan jaringan listrik auxiliary berlangsung.
Hadirnya inovasi Rojali sekaligus membawa angin segar dalam sistem kerja PT Vale Indonesia, apalagi langkah ini mampu berdampak besar dengan meminimalisir 57 persen emisi CO₂ dari pengoperasian PLTD.
Setali tiga uang, upaya ini pula mendongkrak efisiensi energi serta menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil, sehingga memberikan efek besar untuk terealisasinya transisi energi bersih di Bumi Pertiwi.
Vice President Director & Chief Operations & Infrastructure Officer PT Vale, Abu Ashar menjelaskan, Rojali merupakan bukti nyata lahirnya inovasi di sektor industri. Hal ini jelas memiliki peran vital dalam rangka mendukung transisi menuju energi bersih.
“Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang operasi tambang yang bertanggung jawab, tetapi juga tentang bagaimana kami dapat berkontribusi pada solusi global,” ungkap Abu Ashar.
PT Vale mendukung hadirnya inovasi hijau melalui pengembangan teknologi yang mampu mewujudkan transisi menuju energi bersih. Langkah ini pun menguatkan komitmen pentingnya mempercepat implementasi praktik keberlanjutan, dengan mendorong industri pertambangan sebagai katalis pertumbuhan ekonomi sirkular dan pembangunan sosial yang inklusif.
Aksi Dekarbonisasi
Upaya PT Vale Indonesia dalam rangka dekarbonisasi diwujudkan melalui aksi nyata menghadirkan tiga PLTA. Tidak tanggung-tanggung, ketiganya mampu mengurangi emisi karbon hingga 1 juta ton CO₂ ekuivalen per tahun.
Kehadiran tiga PLTA ini memberikan kontribusi penting dalam roda operasional PT Vale Indonesia. Ketiganya mampu menyuplai 365 MW atau memenuhi 28 persen kebutuhan pabrik pengolahan.
Pada PLTA Karebbe misalnya menyuplai 90 MW, PLTA Balambano menyuplai 110 MW, dan PLTA Larona 165 MW. Keseriusan ini menjadi cerminan bila PT Vale Indonesia memegang teguh prinsip keberlanjutan. Terbukti dengan pemanfaatan energi dari sumber energi terbarukan.
Langkah yang dijalankan PT Vale Indonesia ini, kata Abu Ashar sama dengan visi Indonesia dalam rangka mewujudkan emisi nol bersih.
“Semua menuju ke green energy,” seru Abu Ashar.
Bukti Hilirisasi
Semangat dekarbonisasi yang dijalankan Vale Indonesia sejalan langkah hilirisasi yang dilakoni.
Hal ini menjadi bukti keseriusan PT Vale Indonesia dengan menggenjot pembangunan megaproyek smelter yang menelan anggaran tidak sedikit. Nilainya kurang lebih sekitar Rp146,52 triliun.
Anggaran besar tersebut mencakup pembangunan tiga megaproyek smelter nikel, termasuk smelter RKEF di Sorowako (Sulawesi Selatan). Lalu, smelter HPAL di Pomalaa (Sulawesi Tenggara) dan Morowali (Sulawesi Tengah).
“Pabrik baru pasti teknologi baru. Beberapa otomatis dan sudah digitalisasi,” sebut Abu Ashar.
Sampah Jadi Rupiah
Vale Indonesia tidak saja fokus pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan perhatian terhadap pemberdayaan ekonomi lokal, khususnya mengolah sampah jadi rupiah. Langkah ini sekaligus menjawab tantangan terkait sampah plastik yang menjadi ancaman lingkungan di masa mendatang.
Strategi Vale Indonesia diwujudkan dengan menggandeng sosiopreneur dalam rangka mengedukasi masyarakat untuk membentuk kesadaran dan kemampuan. Daur plastik jadi lebih menarik.
Senior Manager Strategic Environmental and Reclamation PT Vale Indonesia, Umar Kasmon mengungkapkan, upaya daur ulang limbah sampah plastik ditanamkan kepada masyarakat dan perwakilan bank sampah. Tujuannya, kelak bisa menghasilkan produk bernilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Anatowa Kecamatan Nuha, Zulfikar Arna menjelaskan, PT Vale Indonesia memberikan pendampingan agar pengolahan sampah bisa membawa berkah.
“Sementara berproses, jadi nanti sampah plastik akan dijadikan produk seperti furniture, dinding, kursi, meja. Lalu mengelola sampah organik dimana outputnya berupa pupuk cair dan biogas, ini sudah jalan,” ungkap lelaki yang akrab disapa Chulu.
Maksimalkan Talenta Lokal
Tanda cinta PT Vale Indonesia bukan saja pada pelestarian lingkungan, tetapi juga ditunjukkan melalui pemberdayaan talenta lokal Bumi Pertiwi. Tercatat, PT Vale Indonesia merekrut 99,8 persen tenaga kerja berasal dari Indonesia pada 2024. Bahkan lebih 80 persen dari Sulawesi.
Adapun jumlah karyawan perempuan pada 2024 mencapai 352 orang atau 11,6 persen dari total karyawan. Bahkan PT Vale Indonesia juga mengakomodir karyawan penyandang disabilitas pada 2024 sebanyak 70 orang.
PT Vale Indonesia memberikan atensi dalam rangka penerimaan dengan melakukan pemberdayaan tenaga kerja lokal melalui kemitraan bersama lembaga pendidikan. (Muhammad Ashri Samad)