LUWU TIMUR, NALARMEDIA – Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Luwu Timur silaturahmi dan diskusi hangat bersama Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI Makassar (Danlantamal VI), Brigadir Jenderal TNI (Mar) Dr. Wahyudi, S.E., M.Tr.Hanla., M.M., M.Han., yang juga menjabat sebagai Ketua Pembina POSSI Sulawesi Selatan, Sabtu (26 Juli 2025) malam.
Kegiatan silaturahmi berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan.
Diskusi malam itu dipenuhi wejangan mendalam yang disampaikan langsung Brigjen Wahyudi.
Brigjen Wahyudi mengapresiasi semangat para pegiat olahraga selam yang dinilainya sebagai insan luar biasa.
“Mereka yang menyukai olahraga air adalah orang-orang spesial, apalagi mereka yang bermain di kedalaman seperti penyelam. Mereka adalah pribadi yang luar biasa,” kata Brigjen Wahyudi.
Ia pun menggambarkan perbandingan menarik antara kapal yang mengapung di permukaan laut dan kapal selam yang beroperasi di kedalaman, menyamakan keistimewaan penyelam dengan kapal bawah air.
“Olahraga bawah air menuntut ketenangan, kendali emosi, dan fokus tinggi. Taruhannya adalah nyawa. Tidak cukup hanya teori, tetapi pendalaman dan kesiapan mental juga menjadi kunci karena risiko seperti dekompresi selalu mengintai,” lanjutnya.
Brigjen Wahyudi menekankan bahwa menyelam bukan sekadar hobi, melainkan sarana pembentukan karakter.
Laut, menurutnya, adalah simbol ketenangan sekaligus misteri.
“Banyak orang tenggelam bukan karena ombak, tetapi karena ketidaktenangan dalam diri mereka sendiri,” tuturnya dengan penuh makna.
Mengakhiri sesi diskusi, ia mengajak seluruh anggota POSSI untuk menjadikan olahraga air sebagai komitmen pelestarian lingkungan.
“Olahraga air itu mahal, maka jadikanlah sebagai bentuk kepedulian untuk menjaga laut tetap lestari. Jika daratan rusak, mungkin kita masih bisa bertahan. Namun jika laut rusak, itulah awal dari kehancuran kehidupan,” tegasnya.
Brigjen Wahyudi juga memberikan dukungan kepada POSSI Luwu Timur agar terus kompak dan menjalin kolaborasi demi kejayaan laut Indonesia.
“Semoga kebiasaan menyelam menjadi sikap hidup yang membentuk karakter. Mari senantiasa ikhlas dalam menjaga alam. Sang Pencipta akan memberikan kehidupan selama kita ikhlas menjaga ekosistem di sekitar kita,” pungkasnya.
Kegiatan malam itu ditutup dengan semangat kebersamaan dan komitmen bersama untuk terus menjaga laut sebagai warisan kehidupan. (rls/red)