banner 728x90

Merayakan Kemenangan Spritual Di 9 Zulhijjah

banner 325x300

Muhammad Idris
Dosen Ilmu Komunikasi FSIKP UMI dan Pecinta Bola

Kamis malam lalu, tepat dimalam 9 Zulhijjah, Jakarta bukan hanya menjadi kota sangat hidup dengan gemerlap lampu dan riuh membaranya suporter sekitar Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Jakarta malam itu juga telah menjadi kota yang mengguncang mata dunia.

banner 728x90

Kota ini telah dicatat dalam sejarah, bukan karena kemenangan tipis Indonesia namun sakral atas Cina dengan skor 1 – 0. Melainkan karena hal paling dalam, yakni getaran jiwa sebuah bangsa yang bertakbir dan bernyanyi karena keyakinan dan semangat.

Stadion GBK malam itu bukan hanya sebagai stadion penyelenggara laga kualifikasi Piala Dunia 2026, ronde 3 grup C zona Asia. Ia juga berubah menjadi lautan suara, lautan ruh 76 ribu jiwa.

Mereka hadir memadati stadion meski tanpa sponsor. Mereka tidak hanya meneriakkan dukungan, tapi juga menyerukan kalimat yang sangat sakral, melantunkan gema takbir Idul Adha.

Suara itu bergema dari satu tribun ke tribun lain. Semuanya lantang bersatu dalam satu ikrar, dalam satu gema yang tidak hanya mampu menggetarkan mikrophon stadion, tetapi juga menembus batas geografi dan layar digital seluruh dunia.

Kemenangan Spiritual

Malam itu, tidak hanya gema takbir yang mengguncang langit Jakarta. Tetapi juga sorak – sorai kemenangan yang terdengar dari suara suporter yang bersatu dalam satu mimpi, Indonesia lolos ke ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026.

Ini adalah kemenangan spiritual, kemenangan rasa, kemenangan iman. Suara takbir dari 76 ribu suporter adalah suara yang datang dari jiwa. Bukan hanya antara pemain dan pelatih, tapi antara rakyat dan harapan, antara semangat dan iman. Pemandangan ini tidak pernah terlihat di stadion belahan dunia manapun.

Energinya terasa sampai dihati warga dunia yang menyaksikan, karena dilakukan lewat hati dibantu untaian doa yang dikirimkan ke langit. Suporter Indonesia telah membuat orang jatuh cinta lagi pada sepakbola.

Inilah keajaiban dimalam Idul Adha. Kemenangan ini membuat rangking fifa timnas Indonesia langsung meroket ke peringkat 116 dunia. Langit di atas stadion dengan cahaya bintang padang bulan, seolah turut bersyukur atas kemenangan ini.

Gol tunggal Ole Romeny dari titik putih dimenit 45 menghentak semua orang. Meskipun cuma gol Ole yang akan dikenang, tetapi koreografi suporter yang tidak hanya memukau dunia, tapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat.

Sepakbola itu “Soft Power”

Satu hal paling menggetarkan dunia saat pengibaran bendera Palestina sebelum kickoff mulai. Ditengah ketegangan global, Indonesia mengambil posisi dengan kepala tegak dan suara penuh keyakinan. Para suporter tidak hanya menyuarakan semangat, tapi juga solidaritas.

Sepabola adalah sebuah “soft power”, kekuatan lembut. Dia mampu menyatukan apa yang berbeda. Apa yang dilakukan Indonesia jadi contoh bahwa kekuatan itu hadir. Sepakbola adalah bahasa universal dan gema takbir di GBK bukan hanya trending dimedia sosial, tetapi juga menjadi simbol baru peradaban suporter Indonesia.

Suporter Indonesia tidak hanya hadir memadati stadion, tetapi juga memenuhi langit dengan kalimat yang biasa dilantunkan di masjid, mushalla atau di jalan-jalan desa. Tapi malam itu GBK berubah menjadi tempat suci, dengan jiwa – jiwa didalamnya yang selalu menyebut dan memuliakan namaNya sepanjang pertandingan.

Apa yang dilakukan Indonesia, membuatnya banyak mendapat doa dari banyak warga dunia yang datang menonton langsung pertandingan. Mereka berharap Indonesia bisa terus melaju sampai ke ajang piala dunia.

Jika semua stakeholders sepakbola Indonesia terus bersatu; pemerintah, PSSI, pemain, tim pelatih, official tim, media massa, pengamat bola, legislatif, suporter, hingga semua rakyat, maka akan menghasilkan satu kekuatan. Kekuatan itu bukan berasal dari pemain saja atau taktik dan strategi pelatih di lapangan.

Kekuatan itu adalah cinta. Cinta rakyat terhadap tanah airnya, kecintaan terhadap Sang Maha Pencipta, kecintaan terhadap sesama. Malam itu, cinta terhadap negeri menyatu lewat inspirasi dari langit. Suporter Indonesia membuktikan bahwa sepakbola bisa menjadi zikir terbesar dengan massa terbanyak di dunia.

Dimana stadion sepakbola mampu menjadi tempat memuliakan Sang Pencipta, bukan sekedar menjadi tempat mengolok – olok atau mengintimidasi tim lawan. Stadion GBK malam itu bukan hanya dipenuhi gemuruh sorakan, tapi berubah menjadi tempat menyatunya iman dan garuda.

Disanalah sumber kekuatan Indonesia berasal. Suara yang keras, tapi berasal dari hati. Di negeri ini, tidak hanya bicara soal bola, tapi tentang budaya sebuah bangsa. Ujung dari semua ini, timnas Indonesia mendapat restu semesta tembus ke World Cup 2026.

Malam itu hati rakyat Indonesia telah bersuara dan berseru atas satu nama, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *